GRESIK,1minute.id – Sebanyak 75 siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 37 Gresik tidak perlu khawatir asupan gizi. Sebab, Badan Gizi Nasional (BGN) akan me support kebutuhan gizi siswa sekolah rakyat yang masuk kategori keluarga miskin tersebut.
Sehingga, siswa yang bersekolah di sekolah rakyat hanya fokus pada belajar…belajar…dan belajar. Karena pemerintah memenuhi semua kebutuhan siswa, mulai seragam, alat tulis, laptop, asrama hingga makan sehari 3 kali.
“Cek Kesehatan Gratis, Setelah itu nanti juga ada proses pemenuhan gizi yang akan ditangani oleh Badan Gizi Nasional (BGN), masuk bagian dari program makan bergizi gratis,” kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) saat meninjau Sekolah Rakyat Menengah Atas 37 Gresik, Jawa Timur pada Selasa, 5 Agustus 2025.
Ia menjelaskan, Sekolah Rakyat adalah program prioritas nasional yang terintegrasi dengan kebijakan unggulan Presiden Prabowo Subianto, yakni Cek Kesehatan Gratis dan Makan Bergizi Gratis. Pemeriksaan kesehatan dikelola oleh Kementerian Kesehatan, sedangkan pemenuhan gizi siswa menjadi tanggung jawab BGN.
Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Menengah Atas 37 Gresik dimulai pada 5 Agustus. Di dua hari pertama, seluruh siswa menjalani pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kondisi fisik dan mental mereka. Hasilnya akan digunakan guru dan kepala sekolah sebagai dasar menyusun pendekatan belajar yang tepat
Kegiatan Belajar Mengajar di SRMA 37 Gresik dimulai Senin, 4 Agustus 2025. Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Wakil Bupati Gresik Asluchul Alif dan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Agus Zainal Arifin yang melaunching dan jemput siswa di gerbang sekolah. Siswa Sekolah Rakyat berkonsep asrama atau boarding school.
“Alhamdulillah nanti dengan hasil cek kesehatan itu, kepala sekolah dan guru tahu tentang kondisi fisik dan mental daripada seluruh siswa sekolah rakyat,” ujar Gus Ipul, sapaan, Syaifullah Yusuf.
Ia menambahkan bahwa program Sekolah Rakyat tidak hanya berfokus pada pendidikan. Pemerintah mengusung pendekatan menyeluruh, yang mencakup pendidikan, kesehatan, gizi, dan pemberdayaan keluarga secara terintegrasi.
Bagian penting dari pendekatan ini adalah pemberdayaan orang tua. Mereka akan mendapatkan pelatihan keterampilan, bantuan modal usaha, hingga renovasi rumah tidak layak huni. “Ada semacam pemberdayaan untuk orang tuanya. Jadi anaknya sekolah, orang tuanya diberdayakan, tentu masuk bagian dari program-program pemberdayaan pemerintah, seperti bantuan modal usaha, kemudian kursus-kursus keterampilan supaya mereka bisa bekerja atau membuka usaha sendiri,” kata Gus Ipul.
Setiap siswa mendapatkan delapan setel seragam lengkap, serta mengikuti kurikulum setara sekolah formal. Selain itu, mereka juga dibekali pendidikan karakter dan keterampilan hidup, agar siap menghadapi tantangan masa depan. “Jadi sama ini nanti ada sekolah formal dan ada pendidikan karakter. Karena proses pendidikannya disini 24 jam,” tegas Gus Ipul. (yad)