Kepala SMA Negeri 1 Gresik Tohir Buka Gerakan Literasi Sekolah ke-9, Satu Kelas, Satu Buku

GRESIK.1minute.id – Gerakan Literasi Sekolah atau GLS di SMA Negeri 1 Gresik berlanjut. Tahun ini, program satu kelas, satu buku antologi memasuki tahun ke sembilan. GLS ke-9 dibuka oleh Kepala SMA Negeri 1 Gresik Tohir di Aula Sunan Giri di lantai 2 SMA Negeri 1 Gresk pada Kamis, 30 Januari 2025.

GLS tahun ini, mengusung tema Tumbuhkan Mental Generasi Muda Berani menjadi “Artis Kreatif” ini diikuti seluruh siswa kelas X yang sebanyak 12 kelas di sekolah berlokasi di Jalan Arif Rahman Hakim No 1 Gresik, Jawa Timur ini. 

Artis Kreatif kependekan dari BerkARya, Berfikir kriTIS, KREatif , inovATif , ProduktIF. Untuk membimbing ratusan siswa membuat karya tulis, sekolah menghadirkan empat orang narasumber.

Empat pembimbing itu, yang dihadirkan oleh sekolah untuk membimbing peserta didik di sekolah unggulan yang memilki tagline ” We Have Pride” (Personal Responsibility in Delivering Excellence)” yakni, Chusnul Cahyadi untuk penulisan Artikel ; Aris Wahyudianto untuk penulisan Esai ; Kris Adji A.W, penulisan penulisan Cerpen, dan Jaenuri untuk Puisi dan Pantun. 

Kepala SMA Negeri 1 Gresik Tohir mengatakan, siswa yang baik literasinya, tutur katanya santun. Tidak pernah misuh. Kalau pun marah, kata Thohir, siswa yang sering membaca atau gemar membaca menggunakan kosa kata yang baik. “Marah dengan gurindam. Tidak menggunakan kata kasar,” ujar Tohir saat memberikan sambutan dihadapan ratusan siswa kelas X pada Kamis, 30 Januari 2025.

GLS SMANSA Gresik : Kepala SMA Negeri 1 Gresik Tohir ketika memberikan sambutan pembekalan Gerakan Literasi Sekolah ke-9 SMA Negeri 1 Gresik pada Kamis, 30 Januari 2025 ( Foto : SMAN 1 Gresik untuk 1minute.id)

Gurindam adalah puisi lama yang terdiri dari dua baris kalimat dalam setiap baitnya. Gurindam berisi nasihat, petuah atau ajaran moral. Untuk bisa mencapai itu, kata Thohir, siswa harus banyak membaca. 

Sementara itu, ketua GLS ke-9 SMA Negeri 1 Gresik Jaenuri memberikan semangat kepada peserta didik untuk terus berproses menjadi yang terbaik. Caranya, sering membaca dan menulis. “Saya optimistis siswa kelas X bisa lebih baik. Ayo kita berproses,” katanya.

Sebelum acara pembekalan penulisan karya antologi, para ketua kelas menandatangi pakta integritas untuk menulis sesuai dengan deadline yakni pada Mei 2025. Setelah tanda tangan pakta integritas, ada pelepasan puluhan balon beraneka warna. Balon itu terbang dan menempel di atap aula Sunan Giri. Pelepasan balon itu menganologikan bahwa kemampuan sangat dangkal sehingga harus terus belajar dengan ekstra keras lagi. (yad)