Empat Pelajar Gresik Berjaya di Ajang Matematika Internasional di Singapura, Arfan, Siswa MI Nurul Ulum Raih Medali Perak 

GRESIK,1minute.id – Empat pelajar sekolah dasar asal Gresik mengharamkan nama Indonesia dikancah internasional. Mereka berhasil membawa medali di ajang 21th IMC International Mathematics Contest 2025 di Singapura. 

Empat bocah brilian itu, adalah Muhammad Arfan Nabhan Wahyudi, meraih Medali Perak ; Aransha Hafizh Firmansyah (Medali Perak) ; Davina Azqiara Pramesti (Medali Perunggu) dan Usaid Abdurrahman Nasrullah (Merit Award). Mereka berasal dari sekolah berbeda, antara lain, MI Nurul Ulum, Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, ; SD IT Al Ibrah dan SD Muhammadiyah Manyar.

IMC adalah ajang kompetesi anak-anak berotak encer dalam bidang matematika yang digelar sejak 2005. Ada ratusan lembaga atau institusi pendidikan di seluruh dunia yang ambil bagian dalam event tahunan bermarkas di Singapura itu. Ratusan lembaga pendidikan atau sekolah diantaranya, Singapore Tourism Board (STB) – Education Services Division ;  National University Singapore (NUS) High School of Mathematics and Science ; Jetwings Institution ;  ISS International School of Singapore ; Sekolah Olimpiade Matematika Hong Kong ; Klinik Pendidikan MIPA (Indonesia). 

Berikutnya, Persatuan Pelatih Matematika (Filipina) ; Sekolah Kota Montessori India ;  Asosiasi Komunikasi Matematika Internasional (Taiwan) ; Sistem Olimpiade Matematika E (Malaysia) ; Asosiasi Identifikasi Matematika Internasional (Selatan Korea), Akademi Pratabong (Thailand), Simbol Matematika (Iran) dan lainnya. 

Untuk bisa lolos di ajang ini, mereka harus menjalani seleksi ketat. Didik Wahyudi, ayah Muhammad Arfan Nabhan Wahyudi menceritakan seleksi dilakukan secara berjenjang mulai tingkat sekolah atau Kabupaten, Provinsi hingga nasional. Indonesia mengirimkan 110 anak diajang bergengsi itu. 

“Mereka yang terbaik di tingkat nasional yang bisa mewakili Indonesia di ajang tersebut,” terang Wahyudi ketika dikonfirmasi 1minute.id pada Selasa, 5 Agustus 2025. Seleksi berjenjang membutuhkan waktu yang lama. “Anak Saya (Muhammad Arfan Nabhan Wahyudi) waktu ikut kompetisi itu masih kelas 2. Sekarang naik di kelas 3,” terangnya.

Dalam final kompetisi Matematika, peserta harus menjawab 18 soal dalam kurun waktu 90 menit. Arfan Bocil, sapaan, Muhammad Arfan Nabhan Wahyudi berhasil menjawab 17 soal. “Soal yang diberikan sangat sulit. Arfan yang sering ikut kompetisi baru sekali itu menemukan soal begitu sulit,” kata Wahyudi menirukan  ucapan anaknya itu. 

Karena itu, Arfan hanya menargetkan bisa bisa meraih perunggu. ‘Medali Perunggu saja sudah senang. Tapi, Arfan bisa meraih medali perak. Bangga!,” katanya.  Siapa Muhammad Arfan Nabhan Wahyudi yang biasa disapa Arfan Bocil ? 

Arfan adalah anak nomor 2 dari 3 bersaudara pasangan Didik Wahyudi dan Lilik Muafiyah. Arfan, siswa kelas III MI Nurul Ulum, Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Bocah berotak encer dan jago matematika ini langganan juara kelas di sekolah. 

Didik Wahyudi menceritakan, Arfan senang matematika sejak sebelum masuk sekolah dasar. “Di TK, Arfan sudah hafal perkalian. Ngelontok,” ujarnya sambil tersenyum. Bila  sebagian anak-anak pelajar matematika adalah momok. Arfan sebaliknya. Matematika adalah bagai makanan setiap harinya. “Setiap hari Arfan belajar matematika, meski hanya satu jam. Liburan pun tetap belajar matematika,” katanya.  

Hebatnya lagi, Arfan tidak mendatangkan guru khusus matematika. “Saya yang ngajarinya,” ujarnya. Kerja keras Arfan dengan bimbingan langsung orang tua akhirnya bisa mengharumkan nama orang tua, sekolah, Gresik dan Indonesia. 

Arfan bukan satu-satunya anak berotak encer yang jago matematika di Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik ini. Arfan bsgaikan fonomena gunung es. Terbukti, tiga pelajar Gresik lainnya, juga bisa meraih prestasi gemilang di ajang internasional itu. (yad)