Sego Menir, Kuliner Khas Gresik Bikin Lidah Bergoyang.

Penjual Sego Menir di kampung Bedilan Jalan Raden Santri, Gresik, Selasa 8 September 2020 ( foto : chusnul cahyadi / 1minute.id )

SINAR matahari begitu terik. Padahal baru pukul 09.00. Perut terasa keroncongan. Lapar. “Siang gini sarapan sego menir enak,”gumam Saya dalam hati. Saya meluncur makam Londo (Belanda). Sekitar 100 meter SMA NU 1 dan SMP NU 2 Gresik. Di Jalan Raden Santri, Gresik untuk sarapan sego menir.

Sego (bahasa Jawa berarti Nasi). Sedangkan, Menir sendiri adalah sejenis sayur. Kuah bening. Meski dicampur dengan menir, kuahnya tidak terlalu keruh. Justru terlihat bening seperti sayur bayam.

Bumbunya terdiri atas kunci, bawang merah dan putih dan gerusan menir. Bedanya kuah menir ini menggunakan rajangan Kangkung. Terkadang ditambahkan dengan labu.

Sego menir di Kelurahan Bedilan ini langganan saya. Warung kaki lima. Sebelum, pandemi korona sego menir Makam Londo ini cukup ramai. Apalagi, waktu istirahat sekolah. Tapi, Selasa 8 September 2020 lengang.

Saya langsung dilayaninya. Menggunakan wadah takir ( wadah daun pisang) penjual mengambil nasi yang punel lalu memberinya kuah menir. “Sambel terasi apa pencit (mangga muda),”tanya penjual.

“Iwak opo?”tanya bakul sego menir itu lagi. Perempuan asal Madura itu membuka tutup wadah dari godong yang warna hijau segar itu. Ada tiga wadah. Wadah lauk jerohan, Otak dan hati. Lalu daging untuk nasi krawu. Dan, satu lagi wadah berisi bali belut, tahu, tempe dan telur.

Ada juga aneka lauk yang di goreng ditempatkan bagian depan dekat dandang sayur menir. “Bali welut (belut), bali tempe dan bali tahu,”jawab Saya. Semua lauk dimasukkan ke wadah takir yang sudah isi sego , sayur menir dan sambal pencit. Sedangkan rempeyek kacang di beri wadah daun pisang.

Saya lalu santap di teras sebuah warung kopi di pinggir jalan kampung . Heeemmm. Rasa terasa nikmat. Ada pedas, dan masam sambal pencitnya. (*)