Wanda, Anak Buruh Tani Jawara Tahfidz Alquran, Keterbatasan Penglihatan Bukan Penghalang Remaja Bercita-cita menjadi Dosen


GRESIK, 1minute.id – Bagi Wanda Nur Nabilah keterbatasan penglihatan bukan suatu halangan menjadi seorang tahfidz alquran. Ketekunan belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Gresik itu bisa menjadi jawara dalam lomba tahfidz alquran dihelat Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim belum lama ini. 

Wanda menyisihkan ratusan peserta lainnya se-Indonesia dalam lomba virtual tersebut.  Wanda, anak pasangan Sajib Iswandi, 42 dan Nursiyanah, 37, memiliki keterbatasan melihat. 

Sajib, buruh tani asal Desa Turirejo, Kecamatan Kedamean, Gresik mengajari Wanda mengaji setelah menggarap sawah. Kecerdasan Wanda dengan mudah menghafalkannya. “Saya tidak menyangka Wanda bisa menjadi juara,”kata Sajib kepada wartawan, Selasa 29 Desember 2020.

Ibunda Wanda, Nursiyanah menambahkan hampir setiap hari mengajari Wanda mengaji. Karena keterbatasan penglihatan, ibu rumah tangga berusia 37 tahun mengajari Wanda mengaji dengan cara dibacakan. 

“Wanda kemudian menirukannya,”kata perempuan yang hanya sempat mengenyam pendidikan jenjang madrasah Tsanawiyah atau setingkat SMP itu. 

Wanda yang tergolong siswa cerdas itu akhirnya bisa menamatkan SMP di Kecamatan Kedamean. Wanda memiliki impian menjadi dosen itu kemudian melanjutkan SMA Muhammadiyah 1 Gresik. 

“Wanda ini cita-citanya menjadi dosen dan penghafal Alquran,”kata Nursiyanah. Akan tetapi, Nursiyanah sempat ragu. Sebab, ekonomi keluarga sangat sederhana. 

Jarak rumah Wanda di Desa Turirejo, Kecamatan Kedamean ke sekolah berlokasi di Jalan KH Kholil, Gresik cukup jauh. Sekitar 35 kilometer. Bila harus pergi-pulang akan kerepotan. Sedangkan, indekos tentu membutuhkan biaya tambahan lagi bagi keluarga Wanda membayar uang kos. 

Kepala SMA Muhammadiyah 1 Gresik  Ainul Muttaqin mendengar kabar ada calon siswa memiliki keistimewaan menghafal Alquran langsung menerimanya. 

Wanda kemudian ditempatkan di Pondok Madinatul Ilmi, pondok pesantren (Ponpes) dibawah naungan Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik. Kemampuan Wanda dalam menghafal Alquran semakin terasa. Karena setiap hari Wanda wajib setoran hafalan ayat Alquran.

Wanda (kiri) ketika belajar mengaji bersama ustad dan temannya. (foto : istimewa)

“Padahal, peserta lomba hafidz adalah siswa-siswa yang tergolong sempurna. Wanda bisa mengalahkan peserta yang tanpa kekurangan dalam panca inderanya,”kata Ainul Muttaqin bangga.

Sejak diterima di SMA Muhammadiyah 1 Gresik, para guru di sekolah belum pernah bertemu secara langsung. Karena pembelajaran dalam jaringan (daring). Tapi, Wanda bisa mengukir prestasi.

Dia mengatakan melihat kondisi keluarga Wanda,  beberapa guru di sekolah menawarkan menjadi bapak angkat, juga menjadi pembimbing di dalam pondok. “Kami sebagai pendidik dan pengasuh layak bangga, pasalnya ada kekurangan dipenglihatan, namun bisa mengalahkan yang penglihatannya normal,”ujar Ainul Muttaqin. (*)