Korban Perundungan di Selasar Alun-alun Gresik Jalani Konseling Trauma Healing

GRESIK,1minute.id– ZR, anak korban perundungan oleh tujuh teman sepermainnya mengalami trauma. Bocah kelas VI Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Kebomas, Gresik itu sedang menjalani konseling. 

Penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Gresik menggandeng Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Gresik untuk melakukan konseling.

“Kondisi anak korban menjalani konseling agar tidak trauma di kemudian hari,”kata Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto melalui Waka Polres Gresik Kompol Eko Iskandar dalam konferensi Pers di Mapolres Gresik, Jumat 8 Januari 2021.

Terpisah, Kepala Kantor Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan dan Anak (KBP2A) Gresik dr Ady Yumanto menyatakan ada anggota melakukan pendampingan kepada anak korban. “Ada dua staf kami melakukan pendampingan untuk korban,”katanya. 

Seperti diberitakan, tim cyber dan opsnal Satreskrim Polres dan Polsek Gresik Kota mengamankan tujuh terduga perundungan di selasar Alun-alun Gresik. Penangkapan dilakukan setelah video berdurasi 23 detik viral di media sosial (medsos) meski akhirnya dihapus oleh pengunggahnya. 

Dalam pemeriksaan di unit PPA Satreskrim selama 12 jam, terungkap motif perundungan ada cemburu. Pasalnya, ZR berusia 11 tahun itu ditengarai jalan bareng dengan pacar salah satu terduga pelaku berinisial P. 

Korban ZR dijemput dua temannya untuk diajak mencari spot foto di Alun-alun Gresik, Rabu 6 Januari 2021 pukul 15.00. Mereka naik angkot. Di selasar atau lantai 2 Alun-alun Gresik sudah menunggu lima remaja putri lainnya. 

ZR lalu dihajar. Ditendang, dijambak, ditampar secara beringas anak-anak belasan tahun itu. Aksi kekerasan yang tidak patut di tiru siapa pun mereka rekam menggunakan smartphone.

Waka Polres Gresik Kompol Eko Iskandar mengatakan status tujuh anak terduga pelaku perundungan masih saksi. Tidak menutup kemungkinan status ketujuh anak itu naik ke penyidikan dan ditetap sebagai anak berhadapan hukum (ABH). 

Sangkaannya melanggar Pasal 80 ayat (1) UU 14/2014 tentang Perlindungan anak. Bunyi pasal 1 itu adalah setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan atau penganiayaan anak diancam hukuman paling lama 3,5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 72 juta. (*)