Sanggring Kolak Ayam, Warisan Budaya Takbenda Indonesia

GRESIK,1minute.id – Suhariyanto beberapa kali terlihat menuangkan piring berisi suwiran ayam bercampur rempah ke dalam wadah ember pada Senin, 4 Mei 2021. Bersama sejumlah panitia lainnya, ia menunggu masyarakat Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Gresik di teras masjid Sunan Dalem untuk mengambil jatah Sanggring Kolak Ayam sebelum salat Asar.

“Tahun ini lebih santai karena tadi hanya memasak sekitar 250-300-an porsi,”ujarnya ditemui 1minute.id pada Senin, 4 Mei 2021. 

Untuk keperluan itu, panitia Sanggring Kolak Ayam memotong  115 ekor ayam dan memasak 1 kuintal bawang daun ; 480 kilogram gula merah, 20 kilogram jinten bubuk dan 460 butir kelapa.

Pandemi COVID-19 yang belum ada tanda-tanda berakhir, membuat tradisi Kolak Ayam setiap 23 Ramadan dan telah memasuki tahun ke-496 itu dilakukan secara sederhana karena dikhususkan untuk masyarakat desa setempat. “Kalau sebelum pandemi, panitia menyediakan 3 ribuan porsi untuk warga dan masyarakat umum,”katanya. 

Takmir masjid Sunan Dalem H. Moh Ali Hasan dalam sambutannya menjelang buka puasa, mengakui pihaknya terpaksa menolak permohonan beberapa warga untuk bisa mengikuti acara inti di masjid.

Hal ini terpaksa dilakukannya demi mendukung ikhtiar pemerintah menekan penyebaran virus corona. 

Sanggring Kolak Ayam, tradisi masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 8 Oktober 2019.

Seperti diberitakan 1minute.id , Kolak Ayam ini  disajikan untuk berbuka bersama di masjid Jamik Sunan Dalem. Kolak ayam merupakan makanan takjil atau makanan pembuka untuk berbuka puasa yang sifatnya hanya sementara.

Tradisi ini berasal dari  suatu riwayat, di saat pelariannya di Desa Gumeno, Sunan Dalem jatuh sakit dan  dapat disembuhkan dengan memakan Sanggring ini. 

Menurut Babad Gresik, Sunan Dalem adalah putra dari Sunan Giri yang memerintah di Giri Kedaton. Sunan Giri meninggal pada 1506 M, kemudian kekuasaan Giri Kedaton digantikan oleh putranya yaitu Sunan Dalem. 

Di tengah kebingungan penduduk tersebut, Sunan Dalem mendapat petunjuk dari Allah SWT lewat mimpi agar membuat suatu masakan untuk obat. Esok harinya Sunan Dalem memerintahkan semua penduduk supaya membawa seekor ayam jago berumur sekitar satu tahun atau jago lancur ke Masjid.

Maka segeralah semua penduduk membawa seekor ayam jago untuk dimasak dengan santan kelapa, jinten, gula merah dan bawang daun.

Setelah masakan selesai, Sunan Dalem memerintahkan kepada penduduk Gumeno agar membawa ketan yang sudah dimasak. Pada saat itu bertepatan dengan Bulan Ramadan sehingga ketika tiba waktu Maghrib (waktu berbuka puasa), Sunan Dalem dan semua penduduk berbuka bersama di masjid.

Akhirnya Sunan Dalem mendapat Hidayah, Ma’unah serta Inayah dari Allah sehingga beliau sembuh dari sakit yang dideritanya setelah menyantap masakan tersebut. (yad)

Search