Duka Tragedi Kanjuruhan, Petrokimia Gresik dan 4 Besar PGFC 2022 Tidak Lanjutkan Pertandingan, Olimpisme Nomor Satu

GRESIK,1minute.id – Sepak Bola Indonesia berduka. Tragedi Kanjuruhan, Malang menewaskan ratusan suporter usai laga BRI Liga 1 dalam derby Jawa Timur, Arema F.C versus Persebaya Surabaya pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022. 

Sebagai bentuk belasungkawa atas tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, Petrokimia Gresik bersama empat besar peserta Petrokimia Gresik Futsal Championship (PGFC) 2022 sepakat untuk tidak melanjutkan pertandingan. Seluruh pemain maupun suporter yang telah hadir di SOR Tri Dharma, Gresik, Jawa Timur mengheningkan cipta dan mengenakan pita hitam di lengan kiri sebagai bentuk duka cita.

Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo memberikan apresiasi kepada seluruh tim yang sepakat tidak melanjutkan pertandingan. Menurutnya, ini merupakan implementasi dari semangat olimpisme yang berhasil ditanam pada setiap pemain dan suporter.

“Keberhasilan PGFC tidak sebatas mencetak atlet-atlet berprestasi. Tapi juga membangun semangat olimpisme, yaitu bersikap sportif, saling menghargai, saling menghormati, menciptakan kegiatan-kegiatan yang dapat membangun perdamaian dunia. Sepak bola dan futsal harus menjadi pemersatu,”ujar Dwi Satriyo.

Ia menambahkan jika Petrokimia Gresik, bersama dengan seluruh peserta dan suporter PGFC 2022 turut berbelasungkawa dan menyampaikan duka yang mendalam atas korban dari insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang. Ia berharap insiden ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk bisa lebih baik lagi.

Senada, Ketua Umum PSSI Gresik Rofiq mengapresiasi atas empati yang diberikan Petrokimia Gresik beserta para pemain PGFC, yang kemudian melahirkan juara bersama.

“Pelaksanaan event ini sukses. Poin pentingnya adalah empati atas tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang. Saya berharap, kejadian di Kanjuruhan itu benar-benar yang terakhir. Satu nyawa tidak bisa ditukar dengan cabang olahraga apapun,“ujarnya.

Sedangkan, Wakil Ketua Umum (Waketum) 4 Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Gresik Mindo Siahaan yang turut hadir dalam closing PGFC 2022 menilai kesepakatan ini tepat. Apalagi kejadiannya berada di Jawa Timur.

“Semua pasti ada hikmahnya. Tapi ini tidak boleh mengendorkan semangat sepak bola dan futsal di Indonesia, khususnya di Jawa Timur dan Gresik,”ujarnya.

Petrokimia Gresik sendiri telah empat kali menggelar PGFC sejak 2014 hingga 2017, dan tahun ini di momen golden anniversary Petrokimia Gresik, PGFC ke-5 kembali dihadirkan untuk memperbanyak sarana bagi talenta futsal dalam meraih prestasi.

Sedangkan, Kapten Tim Futsal SMA Negeri 1 Gresik Muhammad Iqbal mengaku pihaknya sepakat menerapkan kemenangan bersama. Sebagai kompensasi, SMA Negeri 1 Gresik dan SMA Antartika Sidoarjo yang lolos ke babak final, keduanya ditetapkan sebagai Juara I. Sedangkan SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMA Negeri 1 Manyar keduanya juga diputuskan menjadi Juara 3.

“Menang bukan segala-galanya, tidak ada pertandingan sepak bola ataupun futsal yang sebanding dengan nyawa. Untuk itu, seluruh Tim sepakat untuk menang bersama,”ujarnya.

Adapun masing-masing Juara I mendapat hadiah uang pembinaan sebesar Rp10 juta, sedangkan setiap Juara III memperoleh hadiah Rp 5 juta. Sedangkan suporter Terbaik I hingga III juga mendapatkan apresiasi masing-masing Rp6 juta, Rp5 juta dan Rp3 juta. Adapun total hadiah untuk 12 kategori mencapai Rp 54,5 juta. (yad)