Petrokimia Gresik Klaim Berhasil Minimalisasi Efek Rumah Kaca hingga 89,15 Ton Karbon Dioksida dengan Pemanfaatan Gipsum 

GRESIK, 1minute.id – Aksi nyata Petrokimia Gresik merespon perubahan iklim dunia. Salah satunya dilakukan oleh perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia itu dengan mengurangi gas rumah kaca hingga 89,15 ton karbon dioksida (CO2) dari pemanfaatan gipsum sepanjang tahun 2015 hingga 2022. 

Hal itu disampaikan Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih saat menjadi pembicara dalam event internasional “Indonesia Pavilion on COP-27 UNFCCC” di Mesir beberapa waktu lalu.

Dalam materi berjudul “Utilization Gypsum Waste in the Petrochemical Industry”, Digna menyampaikan bahwa Petrokimia Gresik berupaya menjaga lingkungan dengan memanfaatkan gipsum menjadi produk bernilai tambah bagi pertanian dan industri nasional. Diantaranya, untuk pembuatan pupuk ZA, Neutralized Crude Gypsum (NCG) dan Petro-Cas, serta pembuatan Purified Gypsum.

“Limbah gipsum yang dihasilkan Petrokimia Gresik tidak termasuk golongan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (Nomor SK.238/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2021, Red). Dengan status ini, Petrokimia Gresik lebih flexible dalam pemanfaatannya,”tandas Digna.

Gipsum Petrokimia Gresik merupakan produk sekunder dari pabrik bahan baku NPK, yaitu asam fosfat (phosphoric acid). Hilirisasi produk gipsum ini juga menjadi bagian dari program related diversified industry yang dijalankan perusahaan.

Adapun total pemanfaatan gipsum Petrokimia Gresik untuk produksi pupuk ZA selama periode 2015-2022 sebanyak 1.689.405 ton. Pupuk ini dapat meningkatkan produksi hasil tebu dan tanaman hijau menjadi lebih segar.

Petrokimia Gresik juga mengoptimalkan 1.249.872,46 ton gipsum untuk produksi NCG dan Petro-Cas di periode yang sama. NCG sendiri dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan bata ringan, plasterboard. Sementara untuk Petro-Cas diproduksi Petrokimia Gresik untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman.

Sementara, untuk memproduksi purified gypsum, Petrokimia Gresik telah memanfaatkan gipsum hingga 5.247.342,24 ton, selama 2015 hingga 2022. Purified Gypsum diproduksi untuk mendukung kemajuan industri semen nasional, yaitu sebagai bahan penolong.

Dari pemanfaatan gipsum selama tujuh tahun ini, Petrokimia Gresik mampu mereduksi gas rumah kaca sekitar 89,15 ton karbon dioksida dari penggunaan alat transportasi dan alat berat.

“Pemanfaatan gipsum ini menjadi upaya Petrokimia Gresik untuk terus meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan hidup, karena kepedulian terhadap lingkungan menjadi instrumen penting bagi perusahaan untuk keberlangsungan perusahaan,” ujarnya.

Sementara itu, COP-27 UNFCCC menjadi event yang mempresentasikan wajah Indonesia Pavilion sebagai soft diplomacy untuk memberikan kepercayaan kepada dunia internasional terhadap komitmen Indonesia dalam perang melawan perubahan iklim.

Event internasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia ini digelar tahunan, dimana tahun sebelumnya diadakan di Prancis. Event ini diisi dengan kegiatan presentasi, panel diskusi, exhibition dan networking. Dengan demikian, COP-27 UNFCCC menjadi salah satu platform pengambilan keputusan bagi pejabat negara dan kepala daerah, CEO BUMN dan perusahaan swasta, analis, pelaku sosial budaya dan lainnya.

Pada event tahun ini diikuti 195 perwakilan pemerintahan delegasi COP-27 UNFCCC, lembaga-lembaga kebijakan internasional, para ahli energi terbarukan, lembaga keuangan dunia dan investor, asosiasi perdagangan karbon, akademisi, dan stakeholder lingkungan lainnya.

“Event ini sungguh luar biasa dampaknya bagi perlindungan lingkungan secara global. Kami merasa terhormat dipercaya sebagai salah satu pembicara atas nama Indonesia, terima kasih kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tentunya Petrokimia Gresik akan senantiasa berkomitmen secara optimal untuk terus berpegang teguh pada SDGs dalam menghadirkan Solusi Agroindustri terbaik demi pertanian yang berkelanjutan,”pungkas Digna. (yad)