Batik Gajah Mungkur, Kini Merambah Sarung dan Songkok

GRESIK,1minute.id – Omah Gajah Mungkur terasa lebih ramai dari hari biasanya pada Jumat sore, 30 Desember 2022. Sebanyak 15 model anak-anak dan remaja memperagakan  busana batik Gajah Mungkur. Batik yang  dimodifikasi. Semuanya, terlihat anggun. 

Halaman Omah Gajah Mungkur yang berada di Jalan Nyai Ageng Arem-arem, Kelurahan Pekelingan, Kabupaten Gresik itu bagai ajang fesyen. Lantai halaman rumah dari paving dibeber karpet abu-abu yang bagian ujung kanan dan kiri diberikan hiasan pot bunga. Fesyen on the street. Event peragaan busana yang dikemas dengan hunting foto para penggemar fotografi di Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik ini.

Menurut Akhmad Khoiri, hunting foto bareng di Omah Gajah Mungkur ini,  pihaknya ingin memperkenalkan lebih dekat kepada masyarakat dan penggemar fotografi di Gresik tentang Omah Gajah Mungkur. Rumah yang dibangun pada 1898 ini, salah satu rumah heritage di Gresik Kota Lama. “Dan, kegiatan ini kami selingi launching Tari Gajah Mungkur,  Sarung Syahbandar dan songkok Gajah Mungkur,”kata Khiori, pemilik rumah Gajah Mungkur. Khoiri , anak Hj. Nur Rahmah, keturunan keempat pasangan almarhum Haji Djaelan dengan almarhumah Hj Romlah pada Jumat, 30 Desember 2022. 

RIUH: Sejumlah model cilik di Fesyen on the street Omah Gajah Mungkur pada Jumat, 30 Desember 2022 (Foto : Chusnul Cahyadi/1minute.id)

Sarung dan songkok, produk baru buatan Omah Gajah Mungkur. Sebelumnya, Omah Gajah Mungkur telah memproduksi kain batik. Motif batik karya Akhmad Khoiri ini semuanya memiliki ciri khas Gresik atau kearifan lokal (local wisdom).

Misalnya, motif Damarkurung. Damarkurung adalah sebuah karya seni yang dipopularkan oleh almarhumah Mbah Masmundari. Damarkurung, salah satu ikon Gresik. Lalu motif Pudak dan Jubung. Kedua adalah makanan khas Gresik. Kemudian, motif Sisik Bandeng. Gresik dikenal salah satu penghasil ikan bandeng terbesar di Jawa Timur. 

Antusiasme masyarakat cukup tinggi. Sehingga halaman rumah dipenuhi pengunjung. Untuk diketahui rumah Gajah Mungkur dibangun pada 1898. Rumah Gajah Mungkur dibangun oleh kakek buyut, almarhum Haji Djaelan. Ia pengusaha pribumi yang berbisnis penyamakan kulit. Bisnis berkembang pesat. Sehingga, Haji Djaelan dan keluarga bisa membangun sejumlah rumah mewah yang memiliki arsitektur campuran Kolonial, Tionghoa dan Jawa. Selain rumah Gajah Mungkur juga sejumlah rumah di Kampung Kemasan. (yad)