Siswa Kelas IX UPT SMP Negeri 4 Gresik Gelar Karya Daur Ulang Di Ruang Kelas, Begini Kehebohannya!

GRESIK,1minute.id – Siswa kelas IX menggelar pameran hasil karya mereka selama di UPT SMP Negeri 4 Gresik. Gelar Karya siswa terbesar dalam sejarah berdirinya sekolah berada di Jalan Proklamasi, Gresik itu digelar sembilan ruang kelas pada Sabtu, 18 Maret 2023. 

18032023-rumahhantu
Salah satu favorit pengunjung dalam Gelar Karya kelas IX UPT SMP Negeri 4 Gresik pada Sabtu, 18 Maret 2023 ( Foto: Chusnul Cahyadi/1minute.id)
« dari 6 »

Temanya bebas memilih. Akan tetapi, karya yang dipamerkan tetap menggunakan bahan utama yakni bahan daur ulang dan ramah lingkungan. Seperti, botol dan gelas plastik, kertas bekas, kain, zat pewarna alami dan bahan lain. 

Sebab, lembaga yang dipimpin oleh  Arif Abd Rohman itu menyandang predikat sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri dan Sekolah Penggerak di Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik ini. Setiap kelas berlomba menjadi terbaik dan paling menarik bagi pengunjungnya. Pasalnya gelar karya atau pameran ini akan menjadi penilaian dalam praktik mata pelajaran seni, budaya dan keterampilan (SBK).

Menurut Guru SBK UPT SMP Negeri 4 Gresik Sigit Sasongko, Gelar Karya atau pameran kelas IX dalam rangka ujian praktek mata pelayanan seni budaya dan keterampilan (SBK). 

Kenapa di bikin Gelar Karya atau Pameran? Sekolah menginginkan mengekspose hasil kerajinan anak peserta didik kepada teman-teman atau adik kelas serta bapak ibu guru.  “Harapannya siswa lebih percaya diri terhadap hasil karya selama belajar di UPT SMP Negeri 4 Gresik,” kata Sigit Sasongko didampingi guru SBK Fakhruddin Yusuf, dan guru IPS Surya Yetni pada Sabtu,18 Maret 2023.

Selain itu, Gelar Karya ini diharapkan menjadi inspirasi bagi adik kelas mereka yang saat ini duduk di kelas VII dan VIII SMP Negeri 4 Gresik lainnya. “Ini (Gelar Karya) ini pertama,” sela Fakhruddin Yusuf, guru SBK lainnya. Karya yang dipamerkan bisa karya siswa waktu mereka masih kelas VII, VIII dan IX. Karya di koreksi oleh teman-teman satu kelas sendiri. Mana karya yang layak untuk dipamerkan. 

“Kami, para guru hanya melakukan pendampingan. Keputusan berada di seksi kelas masing-masing,” terangnya. Masih menurut Sigit, ada tiga kreteria penilaian yang dilakukan oleh guru mapel. Pertama, Karya individu masuk ke dalam karya kelas. “Keaktifan panitia kelas masing-masing,” ujarnya.  

Kedua penilaian proses. “Penilaian proses ini berdasarkan waktu deadline. Penyelesaian pekerjaan mulai dekorasi, kebersihan dan kekompakkan,” terangnya. Dan, penilaian ketiga terakhir, daftar pengunjung. ” Ada buka daftar pengunjung di hari pelaksanaan Gelar Karya dan respon dari pengunjung,” tegasnya. Dari tiga kriteria itu, kemudian diambil rata-rata untuk masuk dalam nilai praktek. 

Dalam pengamatan wartawan 1minute.id , setiap kelas menggemas ruang kelas mereka dengan apik. Ada yang melengkapi dengan kolam ikan , ada mengusung tema halloween atau rumah hantu. Ada menyerupai sebuah gua, ada mengusung tema Harry Potter. Dan, ada memakai baju kustom burung merak berbahan daur ulang plastik, dan karton. Setiap kelas juga membuat brosur yang menarik dengan embel-embel setiap pengunjung mendapatkan snak dan minuman gratis. 

“Siswa setiap kelas urunan sendiri-sendiri. Mulai dekorasi hingga makanan ringan untuk pengunjung,” kata Fakhruddin Yusuf dan diamini oleh Sigit Sasongko dan Surya Yetni. (yad)