GRESIK,1minute.id – Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia mendukung program pipanisasi lahan pertanian Pulau Bawean yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik pada Jumat, 1 November 2024.
Dukungan ini diberikan dalam bentuk bantuan pupuk non-subsidi NPK Phonska Plus dan Urea untuk satu musim tanam okmar atau Oktober 2024 – Maret 2025.
Direktur Keuangan dan Umum Petrokimia Gresik Robby Setiabudi Madjid menyampaikan bahwa, pipanisasi yang dilakukan oleh TNI AD bersama Pemkab Gresik ini merupakan bentuk kolaborasi dalam rangka percepatan swasembada pangan yang terus didorong oleh Presiden Prabowo Subianto.
Sementara Petrokimia Gresik, sebagai bagian dari BUMN yang bertugas memproduksi dan menyalurkan pupuk ke seluruh Indonesia turut mengambil peran dengan memberikan bantuan pupuk NPK Phonska Plus dan Urea untuk petani. Bantuan ini disalurkan kepada petani yang ada di 12 desa di Kecamatan Tambak.
“Sebelum ada pipanisasi, petani di Kecamatan Tambak ini hanya bisa menanam satu kali dalam setahun. Alhamdulillah dengan adanya saluran irigasi baru ini, dimana airnya diambil dari area sekitar Danau Kastoba, petani bisa menanam padi dua hingga tiga kali dalam setahun. Tentu agar hasil dari program ini lebih optimal dibutuhkan ketersediaan pupuk yang cukup dan berkualitas,” ujar Robby usai peresmian pipanisasi di Desa Klumpanggubug, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur.
Lebih lanjut ia berharap, dengan adanya pipanisasi ini petani di Pulau Bawean segera melakukan penebusan pupuk bersubsidi. Adapun alokasi Urea bersubsidi untuk petani di Kecamatan Tambak tahun 2024 ini sebanyak 611 ton, sedangkan alokasi NPK sebesar 382,5 ton.
“Alokasi pupuk pupuk bersubsidi saat ini cukup, stoknya juga ada, dan irigasinya juga sudah lancar. Petani terdaftar di Bawean, khususnya di Kecamatan Tambak kami harap segera menebus alokasi pupuk bersubsidinya agar produktivitasnya semakin optimal,” ujar Robby.
Robby menjelaskan, penebusan pupuk bersubsidi saat ini semakin mudah. Petani terdaftar cukup membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) ke kios resmi untuk melakukan penebusan.
Adapun petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi harus memenuhi kriteria yang tertuang dalam Permentan Nomor 1 Tahun 2024, yaitu wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN), menggarap lahan maksimal dua hektar. Selain itu, komoditas strategis yang berhak menerima subsidi pupuk dibatasi sembilan komoditas saja. Antara lain padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao.
“Bagi petani yang tidak tercatat sebagai penerima pupuk bersubsidi, Petrokimia Gresik sudah menyiapkan solusinya melalui pupuk nonsubsidi yang juga bisa didapatkan di kios-kios. Kami berharap stok pupuk yang ada bisa diserap petani dengan optimal sehingga produktivitas dan kesejahteraannya dapat terus ditingkatkan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak yang turut hadir dalam peresmian menyampaikan pihaknya akan terus memperluas pipanisasi sehingga menjadi solusi bagi tantangan pertanian. Salah satu tantangan pertanian adalah sawah tadah hujan.
“Jika pemerintah pusat memiliki program mencetak jutaan hektar lahan sawah. Kita akan mendukung dengan program-program yang mampu meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan pipanisasi ini, petani bisa budidaya tanpa harus menunggu musim hujan,” ujar KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak.
Seperti diberitakan KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak memimpin langsung pencanangan program pipanisasi TNI AD Manunggal yang di Desa Klumpanggubug, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean pada Jumat, 2024.
Pipanisasi air untuk lahan pertanian tersebut wujud kerja sama Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Gresik bersama TNI AD dalam upaya mendukung peningkatan produktivitas pertanian dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Plt Bupati Gresik Aminatun Habibah menyebutkan kegiatan ini dilaksanakan di 12 desa yaitu 6 desa di Kecamatan Sangkapura dan 6 desa di Kecamatan Tambak. Dengan memanfaatkan 12 titik lokasi sumber air yang berasal dari mata air, sungai dan air tanah.
“Pipanisasi sepanjang 33.212 meter beserta pendukungnya termasuk bangunan sadap dan bak penampung diharapkan dapat mengairi lahan sawah seluas 646 hektar. Sehingga berpotensi dapat menambah areal tanam menjadi 2 sampai 3 kali dalam satu tahun,” harapnya. (yad)