GRESIK,1minute.id – Aktivis perempuan di Gresik menggelar Forum Diskusi Kelompok Perempuan bertema “Sinergi Perempuan dalam Mewujudkan Pembangunan Inklusif”. Kegiatan yang dihadiri Wakil Bupati Gresik Asluchul Alif ini digelar di Ruang Mandala Bhakti Praja lantai IV Kantor Bupati Gresik pada Selasa, 25 November 2025.
Wakil Bupati Gresik Asluchul Alif, dalam sambutannya menekankan bahwa perempuan memiliki peran strategis di setiap lapisan masyarakat. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah ingin memastikan seluruh organisasi perempuan dapat mengakses program-program yang ada, baik program daerah maupun nasional.
“Semua organisasi perempuan di Gresik harus bisa mengakses program yang disediakan pemerintah. Baik itu program pemberdayaan, sosial, kesehatan, hingga program nasional. Kita ingin perempuan terlibat dan mendapatkan manfaat yang setara,” tegas dokter Alif, sapaan akrab, Asluchul Alif.
Terkait layanan kesehatan, Ia kembali mengingatkan bahwa Pemkab Gresik telah menerapkan Universal Health Coverage (UHC). Masyarakat tidak perlu bingung mengenai kartu BPJS. “Cukup bawa KTP atau KK, sudah bisa mendapatkan layanan. Ini harus terus disampaikan kepada masyarakat kita,” ujarnya.
Wabup Alif mengajak kelompok perempuan untuk bersinergi dalam menyelesaikan persoalan sosial di Gresik. Ia menyampaikan data bahwa mulai Januari hingga November 2025 terdapat 1.350 kasus perceraian. Penyebabnya, antara lain, faktor utama ekonomi, kemudian judi, dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Kondisi ini, menurutnya, harus menjadi perhatian bersama karena berdampak langsung terhadap ketahanan keluarga, kesejahteraan anak, dan stabilitas sosial.
“Kelompok perempuan memiliki kekuatan besar dalam edukasi dan pemberdayaan keluarga. Karena itu, mari bersama pemerintah menangani persoalan sosial ini,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Gresik Shinta Puspitasari menguraikan materi tentang pentingnya sinergi perempuan dalam memperkuat pembangunan inklusif.
Pembangunan inklusif harus memastikan semua warga. Termasuk kelompok anak, difabel, perempuan, lansia, dan kelompok rentan lainnya, memiliki hak yang sama dalam mengakses manfaat pembangunan.
“Sinergi membuka jalan bagi peluang yang lebih setara. Kelompok perempuan memiliki pengalaman besar dalam pemberdayaan masyarakat. Kolaborasilah yang mempercepat tercapainya inklusivitas,” ujar dokter Shinta, sapaan, istri Wakil Bupati Gresik Asluchul Alif ini. (yad)

