Tembok Pembatas Kompleks Makam Bupati Gresik Pertama K.R.T Poesponegoro dengan Makam Pahlawan Ambruk

GRESIK,1minute.id – Tembok pembatas antara kompleks Makan K.R.T Poesponegoro dengan Makan Pahlawan roboh. Tembok yang ambruk itu berada di bagian barat makam Bupati Gresik pertama itu.

Panjang tembok yang roboh itu berada di sisi selatan dari gerbang masuk makam kompleks Bupati Gresik pertama dari Makam Pahlawan. Panjangnya sekitar 7-8 meter dan tinggi sekitar 2 meter.  Sedangkan, tembok pembatas di sisi utara masih berdiri kokoh. Tembok pembatas yang berada di Desa Gapurasukolilo, Kecamatan/ Kabupaten Gresik, Jawa Timur itu roboh pada Kamis malam, 26 Desember 2024. 

“Roboh malam Jumat lalu,” kata Ana, salah seorang petugas kebersihan di Makam Bupati Gresik pertama ditemui wartawan  1minute.id  pada Rabu, 1 Januari 2025.  Dalam pantauan di lapangan hampir sepekan roboh puing-puing tembok yang ambruk belum dibersihkan. “Pembangunannya tanpa pondasi tiang cor,” duga perempuan berusia 45 tahun itu. 

Dari luar  tidak terlihat tembok pembatas antara Kompleks Makam Bupati Gresik pertama dengan makam Pahlawan ambruk. Sebab, lokasi tidak terlihat dari Jalan Pahlawan, Gresik. Apalagi, gerbang masuk dari makam Pahlawan digembok pada Rabu, 1 Januari 2024. Untuk bisa masuk lokasi kejadian harus melalui kompleks Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim.

MAKAM BUPATI GRESIK PERTAMA : Peziarah sedang berdoa di makam K.R.T Poesponegoro, Bupati Gresik Pertama (Foto dok : Chusnul Cahyadi/1minute.id)

Berdasarkan prasasti yang ditulis oleh Yayasan Keluarga Besar K.T.Poesponegoro yaitu Kanjeng Raden Temenggung atau KRT Poesponegoro lahir di Gresik (Tandes) pada 1651 M atau 1062 Hijriah dari pasangan Ki Kemis (Kyai Ageng Setra II) Lurah Gresik dengan Nyimas Ajoe (Kakak kandung Umbul Gresik, K.T. Naladika).

Beliau keturunan ke-10 dari Prabhoe Kertawidjaja Widjajaparakrama Wardhana (Bhre Toemapel- Prabhoe Brawidjaja V, Maharaja Madjapahit, 1448-1451).

Setelah dewasa diangkat menjadi Lurah Gresik menggantikan ayahnya, beliau menikah dengan Raden Rara Teleng Putri Umbul Gresik, K.T. Naladika (1660-1675). Selanjutnya diangkat menjadi Mantri Nayaka Gresik (1675- 1688).

Kemudian diangkat Sunan Amangkurat II Mataram menjadi Bupati Gresik (Tandhes) pertama dengan gelar Kyai Tumenggung Poesponegoro (1688-1696/1100-1108 Н.). Wilayah Gresik (Tandhes) yang rusak dan hancur akibat peperangan secara fisik dapat dibangun kembali, dipulihkan keamanan, ekonomi, sosial, budaya, dan keagamaan. 

Masjid Jamik Gresik didirikan kali pertama dan setiap desa di Gresik wajib didirikan masjid jamik. Selain umara beliau juga ulama dalam dakwah dan tercatat sebagai mursyid Thoriqoh Syattariyah ke-29 dari jalur Sunan Giri.

K.T. Posponegoro mengamalkan dan mengajarkan thoriqoh Syattariyah tentang hakikat Allah, Muhammad, Adam, Tauhid, Makrifat, Dzat, Sifat dan Asma’. Beliau menulis kitab Serat Jati Murni, Palintangan, Palalindon, Serat Jati Murti. 

Diamalkan dan diajarkan zikir Thawaf, Nafi Itsbat, Isbats Faqad, Ismu Dzat, Tarraqi, Tanazzul, Ism Ghoib, dan ajaran moral-spiritual Islam. Beliau wafat usia 70 tahun tepatnya Selasa Pon, 11 November 1721 (20 Muharram 1132 H./20 Suro 1644) dimakamkan di Pusoro Asmarantaka Gapuro Sukolilo Gresik atau Pusoro Katumenggungan Gresik. (yad)