Tingkat Gemar Membaca di Gresik Kota Industri Dibawah Rerata Jawa Timur

Dua anak sedang memilih buku bacaan di mobil perpustakaan milik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gresik di arena car free day Jalan Jaksa Agung Suprapto, Gresik (Foto : Chusnul Cahyadi/1minute.id)

GRESIK,1minute.id – Dinas  Perpustakaan dan Kearsipan Gresik bakal menggelar sejumlah kompetisi untuk meningkatkan tingkat kegemaran membaca atau TGM di Kota Industri – sebutan lain – kabupaten Gresik. Kompetisi untuk semua jenjang pendidikan hingga orang tua. Jenjang SD sederajat, kompetisi story telling ; SMP sederajat terkait meresensi buku. Sedangkan, bunda PAUD read load alias membaca nyaring. 

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gresik Budi Rahardjo mengatakan, hasil survei yang dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gresik bersama akdemisi menemukan tingkat gemar membaca atau TGM di Gresik 2024 masih dibawa rata-rata di Jawa Timur. 

“TGM di Gresik sebesar 67,51 atau kategori sedang,” kata Budi Raharjo kepada 1minute.id pada pekan lalu. Survei TGM ini, terbagi dalam dua variabel, yakni, buku dan internet. Untuk variabel buku ada tiga indikator yakni, banyaknya buku yang di baca dalam 3 bulan.  “Rata-rata di Kabupaten Gresik itu masih di bawah 3 buku sehingga kategorinya sedang. Seharusnya bisa mencapai 5 sampai 6 buku selama 3 bulan itu baru kategorinya tinggi jadi kita masih kategori sedang,” terang mantan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika atau Diskominfo Gresik itu.
Indikator kedua adalah frekuensi membaca buku dalam seminggu. Idealnya, setiap hari membaca buku. “Di Gresik rata-rata 5 hari. Sudah bagus sih. 

Tetapi secara teori itu belum ideal karena ada 2 hari yang kosong untuk memanfaatkan membaca buku,” ujar mantan Kepala Disnaker Gresik itu.  Indikator ketiga adalah durasi membaca buku. Secara teori seharusnya setiap hari membaca buku. Idealnya, dalam sehari itu durasi membaca buku 3 jam. “Di Gresik sebenarnya sudah bagus. Masih ada keinginan membaca tetapi durasi kurang dari 2 jam atau 1 jam, 59 menit. Secara umum dibawa rata-rata di Jawa Timur,” ujarnya sambil nyeruput teh. 

Kemudian variabel kedua, tingkat gemar membaca diukur frekuensi akses internet dalam satu minggu. Ketika survei dilakukan tidak setiap hari warga Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik mengakses internet. Selain itu durasi juga tidak lebih dari 3 jam per hari. “Karena ini nilai rata-rata, kadang ada daerah blank spot,” tegasnya.Pada 2025, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gresik berfokus mendorong masyarakat Gresik untuk lebih giat membaca. Untuk mematik agar mau membaca akan menggelar sejumlah festival yang diwujudkan dengan lomba. Lomba story telling untuk siswa SD sederajat.  “Harapannya anak-anak SD itu akan rajin membaca. Lomba story telling inu, lombanya sampai nasional,” ujar Budi Raharjo.

Di level SMP sederajat, Budi melanjutkan, tahun ini akan digelar lomba membuat resensi buku. Lomba resensi ini baru. Buku yang di resensi adalah koleksi Dinas Perpustakaan. Peserta selain resensi juga harus mempersentasikan. Sehingga, di lomba jenjang SMP ada dua kompetensi yang didapatkan. “Dua kompetensi yang diharapkan di anak SMP itu bisa dapat kemampuan menyimpulkan dan mempresentasikan,” urai Budi Raharjo.

Sedangkan, jenjang SMA sederajat ada lomba Duta Baca. Dan, untuk ibu-ibu ada lomba Read Load, bertujuan membangun bonding dengan anak. “Secara dimensi literasi dini itu kan ditujukan untuk anak-anak PAUD itu harus ada tiga syarat administrasi harus menggunakan banyak gambar nah kemudian yang diharapkan anak mau menyimak itu literasi ini beda dengan literasi dasar,” terangnya. (yad)