Dua Pelajar SMP Ditemukan Mengambang di Bendung Gerak Sembayat

GRESIK,1minute.id – Dua pelajar sekolah menengah pertama (SMP) ditemukan mengambang di Bendung Gerak Sembayat (BGS) di Desa Sidomukti, Kecamatan Bungah, Gresik, Senin, 28 September 2020.

Dua pelajar itu adalah Andri, 15, dan Alvian, 15. Keduanya siswa kelas IX salah satu SMP di Lamongan. Informasi yang dihimpun Minggu, 27 September 2020 sekitar pukul 09.15, Andri dan Alvian tiba di Bendung Gerak Sembayat (BGS).

Berangkat dari rumahnya di Desa Karangbinangun, Lamongan menuju BGS mengendarai sepeda motor Yamaha Mio GT nomor polisi (nopol) S 6687 LL.  Dua anak dibawah umur itu langsung menuju bagian bawah jembatan yang belum diresmikan itu. Motor Mio GT, mereka parkir di bawah jembatan.

Diduga dua anak bawah umur bermain dekat bendungan berlokasi di Desa Sidomukti, Kecamatan Bungah, Gresik.
Tidak diketahui secara pasti kedua anak itu bisa tercebur ke aliran Sungai Bengawan Solo.

Massa membantu proses evakuasi korban di BGS, Senin, 28 September 2020

Apakah Andri dan Alvian berswafoto di pinggir bendungan kemudian terpeleset kemudian tenggelam. Atau terpeleset ketika memancing “Keponakan Saya itu tidak suka memancing,”ujar Aris, paman korban Andre.

Biasanya, kedua pelajar satu desa beda kampung itu, jam 17.00 sudah berada di rumah. Tapi, Minggu hingga petang belum juga berada di rumah. Sehingga, keluarga sempat mencarinya. Pencarian secara langsung hingga melalui grup WhatApps. Tapi, tidak yang mengetahui keberadaab Andre dan Alvian.

Keesokan harinya, Senin, 28 September 2020 pukul 09.00 keluarga shock. Mereka mendapatkan kabar bahwa Andre dan Alvian ditemukan mengambang di BGS. Keduanya meninggal dunia.

Menurut Kapolsek Bungah AKP Sujiran melalui Kanitreskrim Aipda Dwi Rahmanto, berdasarkan rekaman closed circuit television (CCTV) kedua korban terpeleset dan kecebur ke BGS. “Saksi kali pertama menemukan korban mengambang adalah Nanda, sekuriti BGS,”ujar Dwi Rahmanto, Senin, 28 September 2020.

Saat ditemukan kondisi tengkurap. “Tidak ada tanda-tanda kekerasan ada diri korban,”tegas mantan Kanitreskrim Polsek Wringinanom itu. (*)