Tidak Ada Biaya Perawatan, DLH Tetap Operasional Kontainer Sampah Bolong-Bolong

GRESIK,1minute.id – Sampah kota masih menjadi problem bagi Pemkab Gresik. Apalagi, sarana dan prasaran untuk mengangkut sampah rumah tangga menuju tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sangat minim.

Akibatnya, kontainer bolong-bolong tetap harus dioperasikan untuk mengangkut sampah rumah tangga yang mencapai 150 meter kubik hingga 200 meter kubik per hari.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik Mokh Najikh mengatakan, masa pandemi korona volume sampah rumah tangga di kota berpenduduk 1,3 juta tidak mengalami kenaikkan signifikan. “Volume masih fluktuatif antara 150 hingga 200 meter kubik per harinya,”kata Najikh kepada 1minute.id, Rabu 30 September 2020.

Untuk mengangkut ratusan kubik sampah itu, DLH mengerahkan 35 unit armada untuk mengangkut sampah. Sedangkan, jumlah kontainer sampah ditempatkan berjumlah 125 unit kontainer.  “Petugas DLH untuk mengangkut sampah di wilayah Driyorejo berangkat pukul 01.00,”ujar mantan Sekretaris Dewan (Sekwan) Gresik itu. “Biasanya dua rit (pergi dan pulang),” imbuhnya.

BERLUBANG : Kontainer sampah ketika melintas di Jalan Sumatera, Kompleks Perumahan Gresik Kota Baru ( foto : chusnul cahyadi / 1minute.id )

Akan tetapi, bila pengangkutan terlambat karena terjebak kemacetan atau lainnya, hanya sekali rit. Selama ini, tidak ada kendala pengangkutan sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) menuju TPA. “Meski sarana dan prasarana terbatas,”katanya. DLH mengerahkan semua potensi, termasuk mengoperasikan kontainer bolong-bolong untuk mengangkut sampah. “Karena memang tidak ada anggaran untuk perbaikan,”ujar mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Gresik itu.

Pengoperasian kontainer penuh “ventilisi” itu tetap dilakukan karena jumlan kontainer terbatas. Najikh jumlah kontainer sampah baru 125 unit termasuk hasil pengadaan dua tahun belakangan ini. Tahun lalu, ada pengadaan kontainer 16 unit. Sedangkan, tahun ini hany empat unit. “Secara idealnya, membutuhkan tambahan 40-unit kontainer baru,”kata Najikh.

BEROPERASI : Minimnya biaya perawatan DLH Gresik tetap mengoperasikan kontainer berlubang mengakut sampah rumah tangga di Gresik ( chusnul cahyadi / 1minute.id )

Pandemi korona membuat rencana pengadaan 40-an unit kontainer yang telah mendapatkan lampu hijau harus minggir terlebih dahulu. Padahal usia kontainer sampah 2-3 tahun sudah korotif. “Air lindi sampah sangat korotif,”tegasnya. Ditambah tidak ada biaya perawatan sehingga kontainer penuh “jendela” pun harus dioperasikan.

Wartawan 1minute.id dua kali menjumpai kontainer sampah lalang di perkotaan Gresik. Tepatnya, saat melintas di Jalan DR Wahidin Sudirohusodo, lalu Jalan Sumatera, Kompleks Perumahan Gresik Kota Baru.
Kontainer penuh sampah. Ketika melintasi jalan bergelombang atau polisi tidur sampah tumpah di jalan raya. Truk kontainer sampah terus melaju, sampah tertinggal di jalan raya. 

Najikh mengatakan, untuk menyiasati tidak adanya biaya perawatan itu, DLH Gresik menjalani kerjasama dengan sekolah menengah kejuruan yang memiliki jurusan las. “Kami gandeng siswa SMK untuk proses perbaikan kontainer,”ujarnya. (*)