Air Bah Masuk Jalan Raya Cerme, JPD Tambak Beras Ditutup untuk Semua Kendaraan

Relawan mengoperasikan perahu karet di Desa Pandu, Kecamatan Cerme, Gresik, Kamis 2020. (foto : chusnul cahyadi /1minute.id


GRESIK, 1minute.id –  Air bah luapan Kali Lamong terus mengalir jauh.  Sekitar pukul 08.00 air bah kiriman itu sudah menggenangi Raya Cerme.

Ketinggian air jalan nasional itu setinggi 20 centimeter.  Kendaraan masih bisa lalu lalang. Kondisi berbalik 180 derajat ketika memasuki Jalan Desa Tambak Beras, Kecamatan Cerme, Gresik.

Jalan desa itu ditutup untuk semua jenis kendaraan bermotor. Mobil hingga motor. 
Berdasarkan data dari Posko Bencana Alam Kecamatan Cerme jalan poros desa (JPD) berubah bagai telaga dadakan sepanjang 2 kilometer.

Ketinggian air antara 10-50 centimeter. “Sebanyak 150 somah (rumah) tergenangi air setinggi 35 cm,”kata Camat Cerme Suyono.

Diantara ratusan rumah yang terendam air adalah milik Sudarsono. Lelaki 60 tahun itu, sekitar pukul 08.30 terlihat duduk di teras rumahnya.

Perkakas rumah tangga, seperti kursi ditempatkan di teras karena ketinggian air hanya semata kaki orang dewasa. 

“Teras ini sudah saya tinggikan setengah meter. Kalau bagian dalam rumah sangat dalam,”kata lelaki yang sudah 3 tahun terkena stroke itu ditemui 1minute.id, Kamis 31 Desember 2020.

Darsono hanya bisa pasrah menghadapi banjir tahunan ini. “Air bah mulai datang tadi malam (Rabu)  sekitar pukul 20.00,”katanya. 
Dalam pantauan 1minute.id , sejumlah akses jalan dipasang woro-woro kondisi jalan. “Jalan Morowudi di tutup karena banjir”. Pemberitahuan itu dipasang di simpang tiga Desa Morowudi, Kecamatan Cerme. 

Akan tetapi, masih banyak masyarakat dan pengguna jalan yang nekat menerobos meski harus menuntun sepeda motornya. 

Sementara itu,  Jalan Raya Boboh, Kecamatan Menganti juga ditutup oleh masyarakat. Sebab, ketinggian terus bertambah. Hanya sepeda motor yang boleh wira-wiri  melewati jalan akses menuju Benowo, Surabaya itu. 

Banjir Kali Lamong ini untuk kali ketiga di bulan Desember 2020. Dan,  banjir luapan Kal Lamong ini,  sudah berlangsung tahunan. Masyarakat hanya bisa berdoa semoga pihak yang berwewenang bisa segera menuntaskan problem menahun ini. 
“Wis soro, tambah soro (sudah susah semikin susah),”celetuk seorang warga. (*)