Goresan Tangan Ariel, Bersatu Melawan Pandemi Menyita Perhatian Penggemar Seni di Gresik


GRESIK, 1minute.id – Lukisan Ariel Ramadhan menyita perhatian penggemar seni di Gresik. Lukisan itu berjudul Bersatu Melawan Pandemi. Mahasiswa Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya itu mengambarkan dengan kapal pinisi. Puluhan orang dari berbagai negara memakai masker. 

Ariel menganalogikan kapal kayu berbendera Indonesia dengan bagian layar terdapat logo red cross atawa palang merah Internasional itu bisa selamat berlayar. Mengarungi wilayah  Indonesia, dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote bila seluruh orang dalam kapal itu bersatu.

Awak dan penumpang kapal mematuhi protokol kesehatan. Diantaranya, memakai masker. “Saya mengamati, selama pandemi masih ada masyarakat abai dengan prokes itu,”kata Ariel ditemui di salah satu mal di Gresik, Minggu, 17 Januari 2021.

Ariel bersama 25 teman lainnya menggelar pameran lukisan, sketsa, batik, fotografi dan puisi. Ada 87 karya dalam pameran bertajuk Art Journey. Pameran seni untuk memperingati 17 tahun Sanggar Daun Gresik. Pendiri dan pembina utama Sanggar DAUN Arik S. Wartono mengatakan, Art Journey digelar hingga 6 Februari 2021. “Karya Ariel Ramadhan, nanti akan hibahkan ke RSUD Ibnu Sina Gresik,”kata Arik.

Arik S. Wartono

Namun,  Arik belum bisa memastikan apakah manajemen rumah sakit pemerintah itu mau menerima dan memasang karya siswa Sanggar Daun itu. “Kami sedang berkomunikasi dengan manajemen rumah sakit,”katanya.  
Menurut Arik,  Sanggar Daun berdirinya 2004. Ratusan karya siswa telah dipersembahkan untuk bangsa Indonesia. “Tidak kurang dari 900 penghargaan internasional,”kata Arik.  Siswa diundang dan menjadi peserta pameran dan festival seni rupa anak internasional. 

Penyelenggara lembaga PBB, sosial, perusahaan multinasional dan galeri di berbagai negara. Seperti, Australia, Jepang, Kanada, Mesir, Inggris, USA, Russia, Jerman, Prancis, Polandia, Belanda, Macedonia, Turki, India, Hongkong. “Termasuk berpameran di Museum Van Gogh Belanda, Look and Learn dan Saatchi Gallery UK, IE NO HIKARI dan Kanagawa Gallery Jepang,”katanya.

Raihan itu tercapai karena kreatifitas adalah kata kunci untuk anak-anak DAUN. Belajarnya pun, terangnya,  lebih banyak di luar ruangan, yakni di taman kota, stasiun kereta api, trotoar jalanan, alun-alun, pantai, gunung, sawah, hutan. 
“Untuk pelajaran teknis biasanya lokasi belajarnya bergantian di teras rumah siswa, atau di halaman belakang, bukan di dalam ruangan,”ujarnya. (*)