Doakan Leluhur dan Orang Tua, Umat Tridharma Lakukan Sembayang Arwah di Kelenteng Kim Hin Kiong

GRESIK,1minute.id – Umat Tionghoa menggelar Sembayang Cioko atau King Ho Ping atau Sembayang rebutan pada Minggu, 22 Agustus 2021. Sembayang rebutan atau dikenal Sembayang Arwah ini diikuti puluhan umat di TITD Kim Hin Kiong di Jalan Setiabudi, Gresik.

Ritual tahun ini dipimpin oleh Ketua TITD Kim Hin Kiong Gresik Budi Prasetyo Tejo. Ritual pun khusyuk.  Menurut Budi Prasetyo Tejo, sembayang Cioko atau King Ho Ping atau Sembayang rebutan oleh warga Tiongkok dikenal dengan Sembayang Arwah. “Kita sembayangi arwah-arwah yang tidak disembayangi oleh keluarganya lagi atau kepaten obor,”kata Budi ditemui 1minute.id pada Minggu, 22 Agustus 2021.

Sembayang arwah ini, dalam tradisi orang Tionghoa menyembayangi leluhur di rumah masing masing sebelum tanggal 15 puncaknya jam 12 siang. “Setelah itu, kalau keluarga tidak menyembayangi kebanyakan mereka ke kelenteng. Jadi kelenteng ini menyembahyangi arwah-arwah yang tidak disembayangi oleh keluarganya atau kepaten obor,”terangnya. 

Sembayang arwah ini, imbuhnya, tujuannya sebagai manusia, anak atau keturunan harus berbakti kepada orang tua. “Jadi ini menunjukkan bakti kita kepada orang tua atau leluhur,”tegasnya. Di Kelenteng berdiri pada 1 Agustus 1153 masehi atau 868 tahun silam itu, tradisi Sembayang Arwah dilakukan setiap bulan 7 tanggal 15 imlek (tahun ini bertepatan Minggu, 22 Agustus 2021.

 

REBUTAN: Warga sekitar Kelenteng mengambil sesaji usai umat TITD Kim Hin Kiong menggelar Sembayang Arwah atau Sembayang rebutan pada Minggu, 22 Agustus 2021 (Foto: chusnul cahyadi/1minute.id)

“Setiap tahun kami adakah karena Kelenteng ada yang lebih luas menyembayangi arwah-arwah yang tidak disembayangi lagi oleh keluarganya,”katanya. Dalam pengamatan 1minute.id, dalam ritual Sembayang Arwah ini, mereka membawa macam sesaji. Sesaji itu ditata rapi di depan kelenteng. Ada daging, buah-buahan, hingga makanan ringan.

“Sesaji itu untuk bakti kepada leluhur atau orang tua. Kita dibagikan kepada masyarakat. Karena lokasinya tidak memungkinkan untuk rebutan,”ujarnya. Sembayang Arwah di masa pandemi Covid-19 ini berbeda. Sebab, umat Tridharma ini tidak hanya membagikan makanan siap saja. Namun, juga membagikan beras kepada masyarakat sekitar yang terdampak wabah yang paling mematikan di era modern ini.

Sebanyak 750 kilogram beras dibagikan oleh pengurus kelenteng. Beras dalam bentuk paket 5 kilogram itu diserahkan oleh Ketua TITD Kim Hin Kiong Budi Prasetyo Tejo kepada Kepala Desa Pulopancikan dan perwakilan dari Lembaga Amin Zakat ,Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LazisNU). “Ada 150 paket beras masing-masing seberat 5 kilogram yang kami bagikan kepada masyarakat yang terdampak coronavirus disease,”ungkap Budi. (yad)