GRESIK,1minute.id – Sebuah asa bagi peternak sapi muncul. Sebab, puluhan ekor sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) berangsur sehat. Antara lainnya, sapi mulai doyan makan, lendir tidak berlebihan dari mulut hewan ternak dan tidak berbuat lagi.
Bakir, peternak sapi asal Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik itu pun semringah. Kabar gembira itu diungkapkan Kapolres Gresik AKBP Mochamad Nur Azis ketika meninjau kandang sapi milik Bakir itu. Bakir mengungkapkan, sebanyak 35 ekor sapi yang sempat terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) berangsur sehat. “Petugas dari Dinas Pertanian memberikan vitamin kepada sapi yang terinfeksi PMK,”terang Bakir kepada polisi.
Kapolres Gresik AKBP Mochamad Nur Azis menghimbau kepada pedagang sapi pihaknya masih melakukan penyekatan di sejumlah perbatasan di Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik ini. “Kepada seluruh masyarakat pedagang lainnya, lalu lintas kita lakukan penyekatan sementara. Sebanyak 35 ekor pak Bakri sembuh. Kita bersama lakukan antisipasi dengan baik,”katanya.
Seperti diberitakan, Polres Gresik melakukan penyekatan di sejumlah perbatasan Gresik. Penyekatan dilakukan untuk mencegah persebaran wabah PMK ke Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik ini. Kabupaten Gresik sudah ditetapkan status kejadian luar biasa (KLB) bersama Sidoarjo, Mojokerto dan Lamongan. Serta dua kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Pemkab Gresik melakukan penutupan sementara pasar sapi. Selain itu, Pemkab mewajibkan pedagang melakukan penyembelihan sapi di rumah potong hewan (RPH) milik Pemkab Gresik untuk memastikan kesehatan hewan.
Berdasarkan data Dinas Peternakan Pemprov Jatim sebanyak 1.247 ekor sapi di Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo dan Mojokerto terjangkit PMK. Di Kabupaten Gresik dilaporkan ada 402 ekor sapi tersebar di 5 Kecamatan dan 22 Desa terjangkit PMK. Sebanyak 305 ekor sapi sembuh. Puluhan ekor lain mati.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Lempo meminta masyarakat tidak panik. Sebab, saat ini terdeteksi adalah termasuk yang paling ringan. Berdasarkan hasil tes menunjukkan bahwa angka kematiannya sangat rendah yakni 1,1 persen dari total ternak yang terinfeksi. (yad)