Tren Kasus Kekerasan Anak di Gresik Meningkat, Polres Gresik Luncurkan Program Sapo Salah

GRESIK,1minute.id – Kasus kekerasan terhadap anak di wilayah hukum Polres Gresik masih tergolong tinggi. Angkanya masih dua digit. Data Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Gresik mencatat ada 32 kasus selama Januari-Desember 2022.

Kekerasan kepada anak itu meliputi kekerasan fisik dan kekerasan seksual. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan 2021. Bagai fenomena gunung es, jumlah kekerasan kepada anak diperkirakan lebih besar lagi karena tidak semua perkara itu terungkap dipermukaan.

Kondisi tersebut membuat miris dan memprihatinkan. Untuk mencegah kekerasan terhadap anak itu, polisi melakukan blusukan ke sekolah-sekolah. Program blusukan bertujuan memberikan pembinaan dan penyuluhan tentang pelecehan seksual dan pencabulan secara verbal maupun fisik di sekolah diberi label Sapo Salah alias Satu Polisi Satu Sekolah. 

Program Sapo Salah ini, kali pertama menyasar siswa SMA Semen Gresik pada Senin, 16 Januari 2023. Sebanyak 130 siswa hadir dalam kegiatan yang mendatangkan dua narasumber yakni Kanit Binmas Polsek Kebomas Iptu Sri Maryani dan Aiptu Jemi N.S. pada kesempatan itu, Iptu Sri Maryani menyatakan, bahwa program Sapo Salah (Satu Polisi Satu Sekolah) untuk memberikan  pembinaan dan penyuluhan terkait maraknya kasus pelecehan seksual secara verbal maupun fisik. 

Tujuannya, kata Yani-panggilan-Iptu Sri Maryani, untuk membina serta mendidik para pelajar agar paham dan mengerti terkait tindakan kejahatan tersebut yang ada di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Bagi pelaku tindak kekerasan, kata Yani, bisa  berakibat berhadapan hukum. Sedangkan, bagi korban, imbuhnya, dampak tindak kejahatan pelecehan Seksual dan pencabulan di lingkungan sekolah akan merasa selalu tidak aman. “Korban merasa ketakutan dan trauma,” ujar Yani.  Pihaknya, dalam upaya pencegahan itu menyediakan layanan laporan dan pendampingan bagi korban serta dukungan sosial.

Untuk diketahui, dunia pendidikan di Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik sedang menjadi sorotan masyarakat. Penyebabnya, dugaan kekerasan yang dilakukan oleh oknum kepala salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Tersangka berinisial AN ini menganiaya 15 siswinya. Penganiayaan di bagian belakang kepala itu membuat sejumlah siswa pingsan. 

Penyebab dugaan penganiayaan dilakukan oknum guru itu sepele. Siswa membeli makanan di luar kantin sekolah. Kini, oknum kepala sekolah itu harus meringkuk di rumah tahanan (rutan) Polres Gresik. Ia juga telah dipecat dari sekolah. (yad)