GRESIK,1minute.id – Bulan Suci Ramadan memasuki malam 23 (malam teku likur) pada Kamis, 14 April 2023. Di Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik terdapat tradisi Kolak Ayam Gumeno. Warisan temurun ini memasuki ke-498 tahun. Kolam Ayam tercatat sebagai Warisan budaya tak benda (WBTB).
Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah menyebut tradisi Kolak Ayam atau Sanggring di Desa Gumeno, Kecamatan Manyar ini adalah warisan semangat syiar Islam. “Harus dilestarikan,” kata Bu Min-sapaan karib-Aminatun Habibah di dampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Abu Hasan. Saat menghadiri Semarak Sanggring ke-498 yang digelar di halaman Masjid Jamik Sunan Dalem pada Kamis, 13 April 2023.
Tradisi Sanggring kolak ayam tak lepas dari kisah Sunan Dalem, putra kedua Sunan Giri yang membangun masjid di Desa Gumeno sebagai upaya syiar Islam.”Setelah tidak lama masjid yang dibangun berdiri, Kanjeng Sunan Dalem malah jatuh sakit,” kata Bu Min.
Sakit yang dialami Sunan Dalem, tambahnya, kemudian selalu mengonsumsi jinten dan berbagai macam campuran rempah lain yang dipadukan dengan daging ayam.

“Menurut cerita, resep tersebut diberikan langsung oleh Sunan Giri melalui mimpi yang terus dipakai sampai sekarang dan dilestarikan menjadi tradisi Sanggring kolak ayam oleh warga Desa Gumeno,” ujarnya.
Uniknya, pembuatan kolak ayam atau Sanggring ini dilakukan oleh kaum adam. Mulai belanja, meracik bumbu, memasak hingga siap disajikan untuk menu buka puasa kepada warga setempat dan wisatawan religi yang berasal dari Desa Gumeno. “Kita harus senantiasa mengingat jasa-jasa beliau. Dimana dalam perjalanan syiar Islam membangun masjid disini hingga sakit kemudian sembuh dengan mengkonsumsi kolak ayam atau yang disebut Sanggring,” tandasnya.
Kepala Desa Gumeno Hasan Fathoni menambahkan, kolak ayam (Sanggring) merupakan sejarah yang harus di lestarikan bersama. Kepatuhan kepada beliau (Sunan Dalem), maka warga Desa Gumeno selalu melanjutkan tradisi tersebut setiap hari ke 22 atau malam 23 Ramadan.
“Ada 5 ramuan dalam pembuatan kolak ayam tersebut, yakni gula merah, jinten, daun bawang, kelapa dan ayam. Tahun ini panitia menyiapkan 220 ekor ayam kemudian dimasak menjadi 2700 porsi,” singkatnya. Warisan Budaya tak Benda (WBTB) selalu di tunggu-tunggu umat muslim maupun para wisatawan lainnya.
Tampak hadir dalam Semarak Sanggring ke-498 ini diantaranya anggota DPRD Gresik Sahrul Munir, Anggota Kadin Gresik Indra Lesmana, Cak dan Yuk Gresik, Gus dan Yuk Mojokerto, Yak dan Yuk Lamongan, Kacong dan Jebbing Madura Cak dan Ning Surabaya serta KH Ali Murtadho asal Bungah. (yad)