Siti Fitriah Sabet Kartini BZW 2023, Gemes Gresik Dampingi Warga Desa Pangkah Wetan Kelola Sampah jadi Cuan

GRESIK,1minute.id – Siti Fitriah dinobatkan sebagai Kartini Belajar Zero Waste (BZW) 2023. Ketua Yayasan Gemar Memilah Sampah (Gemes) Gresik itu menyisihkan ratusan kandidat dengan memperoleh 52,6 persen suara dalam kegiatan bertajuk : Perempuan inspiratif Kartini Belajar Zero Waste 2023. “Dari Perempuan untuk Perempuan, Kebaikan Zero Waste untuk Lingkungan dan sesama”. 

Di urutan kedua dan ketiga diraih oleh perempuan tangguh dari Jogjakarta yakni Soraya Ayu meraih 14,3 persen dan Shalina Nur H., 13,6 persen. 

“Zero waste ini merupakan salah satu cara saya untuk belajar hidup berkesadaran. Zero wiste prilaku bijak minim konsumsi. Semakin banyak melakukan semakin banyak prilaku baik yang muncul,” kata Siti Fitriah yang juga Ketua Eco Enzyme Nusantara (EEN) Gresik pada Rabu, 10 Mei 2023. 

Perempuan kelahiran Lampung yang tinggal di Jalan Raya Dewi Sekardadu, Desa Ngargosari, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik itu lebih dari satu dasawarsa bergelut dengan sampah itu berawal dari rasa tidak nyaman melihat sampah yang menumpuk karena baunya. Fitriah pun bergerak sendirian. Ia memungut sampah dari rumah-rumah penduduk. 

Rupanya, aktivitas Fitriah memungut sampah dari rumah-rumah penduduk membuat sejumlah pemulung sakit hati. Pendiri Asosiasi Bank Sampah Gresik (Asbag) itu pun sempat mendapatkan ancaman dari pemulung karena dianggap sebagai saingan. Ia dihadang oleh sejumlah pemulung ketika hendak pulang mengambil sampah dari warga. Fitria tak bergeming. Fitria terus mengembangkan dan mewujudkan ide-ide kreatifnya. Antara lain, mendirikan Bank Sampah Meduran Bersatu (BSMB).  Dari 3 bank sampah berkembang biak menjadi 350 bank sampah. 

Pengelolaan sampah dengan prinsip 3R (Reuse , Reduce dan Recycle). Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. 

Pengelolaan ini diterapkan pada sampah non-organik seperti plastik, minyak jelantah dan lain sebagainya menjadi berbagai kerajinan tangan yang bernilai ekonomis. Minyak jelantah dikemas menjadi sabun dan minyak wangi. Tidak berhenti sampai disitu, Fitriah mulai mengembangkan pengelolaan sampah organik menjadi eco enzim. 

Tekad Fitria untuk mewujudkan zero waste di Gresik mendapatkan berbagai penghargaan. Pada Agustus 2021 lalu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani memberikan reward kepada Fitriah terkait upaya turut membantu pemerintah dalam mengurangi sampah domestik atau sampah rumah tangga di Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik ini.

Selama lebih kurang dari satu dasawarsa, Fitriah akhirnya bisa mengubah mindset masyarakat yang semula menganggap sampah adalah kotor dan menjijikan menjadikan sampah berharga dan menghasilkan cuan

Fitriah mengatakan, ia bersama Yayasan Gemes Gresik saat ini sedang konsentrasi melakukan pendampingan pengelolaan sampah kepada warga Desa Pangkah Wetan, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik. Pengelolaan sampah daur ulang. Sampah organik dan non organik. Ia akan memberikan pendampingan selama 2 bulan. 

Fitria mengaku cukup senang karena antusiasme masyarakat desa setempat sangat tinggi untuk lebih peduli kepada lingkungannya. Bank sampah tumbuh subur bagai jamur di musim hujan di setiap kampung. Sebab, sampah yang semula tidak dilirik bahkan dianggap barang kotor kini bisa menjadi cuan setelah warga melakukan proses 3R (Reuse, Reduce dan Recycle). 

Volume sampah yang mencapai antara 3,5 ton sampai 4 ton di Desa Pangkah Wetan kini telah menghasilkan uang Rp 8 juta per 10 hari. 

“Saat ini sudah berdiri 21 bank sampah di sana. Dan, 4 bank sampah di lingkungan pondok pesantren,” katanya. Pemerintah desa setempat, kata Fitria, dalam waktu dekat akan mendirikan badan usaha milik Desa (BUMDes) yang salah satu unit usaha mendirikan Bank Sampah Induk (BSI) Pangkah Wetan Berseri (Bersih Lestari).

“Harapannya dari perubahan perilaku akan muncul peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan ekonomi dan peningkatan kerukunan.

TELADA : Kades Pangkah Wetan Syaifullah Mahdi (kanan) memberikan teladan ikut melakukan gerakan memilih sampah di Balai Desa setempat pada Selasa, 9 Mei 2023 ( Foto : Istimewa)

Sementata itu, Kepala Desa Pangkah Wetan Syaifullah Mahdi mengatakan, pihaknya terus berusaha mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat.

“Kami mulai dengan pemilahan sampah dari rumah. Paling tidak bisa mengurangi sampah di TPS maupun TPA,” kata Sandi-panggilan-Syaifullah Mahdi kepada wartawan pada Selasa, 9 Mei 2023.

Ia melanjutkan sudah ada 21 kelompok bank sampah di masing-masing RT/RW di Desa Pangkah Wetan. Sampah yang dipilah tiap rumah seperti botol plastik, besi, kaleng, kresek, kardus dan banyak lagi. “Hari ini dilakukan penimbangan, total ada 3 ton sampah yang terkumpul dan terjual dengan harga 8,7 juta,” ungkap Sandi. Sandi berharap, masyakat yang berpartisipasi dan pendapatnya bertambah dari memilah sampah makin banyak. (yad)