PTFI Apresiasi Kontraktor Atas Raihan 25 Juta Jam Kerja Selamat 

GRESIK,1minute.id – Capaian positif diraih PT Freeport Indonesia (PTFI). Perusahaan smelter tersebut lebih dari 25 juta jam kerja selamat pada proyek pembangunan smelter PTFI. Raihan itu wujud komitmen dalam menjalankan budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai prioritas utama dalam seluruh aktivitasnya. 

Venta Agustri, Deputy Site Manager proyek pembangunan smelter PTFI menyampaikan selamat dan terima kasih kepada para kontraktor atas upaya dan komitmen yang terus diberikan kepada PTFI. “Hal ini merupakan kebanggaan yang patut kita syukuri, mengingat 25 juta jam kerja selamat bukanlah hal yang mudah. Penghargaan ini merupakan apresiasi atas kerja keras seluruh tim di lapangan yang terus konsisten menjadikan K3 sebagai prioritas utama baik di dalam pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari,” ungkap Venta dalam siaran pers yang diterima redaksi 1minute.id pada Senin, 14 Agustus 2023.

Menurut Venta, kunci dari keselamatan kerja adalah kepedulian terhadap diri sendiri dan rekan kerja di sekitarnya. Di PTFI, kepedulian tersebut diwujudkan melalui beragam tindakan antara lain dengan melakukan identifikasi bahaya di sekitar sebelum melakukan pekerjaan, saling mengingatkan jika ada tindakan tidak aman maupun kondisi tidak aman yang terjadi. Selain itu, PTFI juga menerapkan sistem pelaporan dan beragam program untuk meningkatkan kepedulian karyawan maupun kontraktor akan pentingnya keselamatan kerja.

“Dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin mengajak seluruh komponen yang ada di PTFI, untuk bersama-sama memperkuat komitmen melakukan upaya-upaya konkret terhadap pelaksanaan K3. Sehingga, budaya K3 benar-benar terwujud di setiap area kerja dalam lingkup PTFI smelter khususnya,” pungkas Venta.

Sementara itu, Saragih, karyawan PT SMCC Utama Indonesia sebagai salah satu penerima penghargaan The Best Company Performance in Safety menyampaikan terima kasih kepada PTFI dan akan terus berupaya mempertahankan penghargaan yang diterima dengan terus melakukan sosialisasi kepada pekerja, inspeksi, dan sertifikasi K3. “Harapan kami, budaya K3 melekat kepada seluruh pekerja karena K3 merupakan kebutuhan bukan kewajiban,” ungkap Saragih. (yad)