GRESIK 1minute.id – Kapal layar motor (KLM) Salbach Sejahtera Raya sudah tiga sandar di Pelabuhan Rakyat (Pelra) Gresik. Menunggu muatan. Penantian muatan sebanyak 900 ton itu belum juga terisi.
Hasanuddin, nakhoda KLM yang biasa mengangkut pupuk dan barang-barang kelontong itu mulai risau. “Sejak pandemi korona sangat sepi. Padahal sebelum korona paling lama sebulan muatan sudah terisi Selasa, 6 Oktober 2020.
Hasanuddin tidak sendirian. Di Pelabuhan Rakyat yang legendaris itu puluhan kapal antarpulau juga menunggu muatan. Meski, kapal-kapal kayu itu belum selama KLM Salbach Sejahtera Raya. KLM Salbach ini mengangkut pupuk dolomit. “Padahal waktu itu kami berangkat dari Kalimantan ke Gresik kosong. Sudah rugi solar 4 ton,”katanya dengan nada lirih.

Achmad, mandor buruh angkut pelabuhan menambahkan sepinya aktivitas bongkar muat barang membuat ratusan tenaga muat bongkar muat (TKBM) menganggur. Sebelum pandemi ada sebanyak 300-an TKBM mengais rezeki di pelabuhan. “Sekarang tinggal 50-an TKBM saja,”ungkapnya.
Mereka bekerja tidak menentu. “Kadang seminggu dua kali ada muatan barang. Sehari membawa pulang Rp 50 ribu sudah baik,”tegasnya. Kondisi buruh angkut semakin merana selama pandemi tidak pernah mendapatkan perhatian pemerintah. “Mereka selama pandemi ini tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, “tegas Achmad.

Sementara itu, Ketua DPD Pelra Jatim dan Bali Saleh Wangen Sakib dan DPC Pelra Gresik Ramli turun langsung melihat kondisi Pelabuhan Rakyat (Pelra) Gresik. Sekitar pukul 12.00 Saleh dan Ramli tiba di Dermaga Pelra yang terlihat lengang. Ada satu, dua truk barang yang beraktivitas bongkar barang jenis pupuk dolomit.
Ketua DPD Pelra Jatim dan Bali Saleh Wangen Sakib mengungkapkan kondisi ini sepi aktivitas ini memukul pengusaha Pelra. “Sungguh prihatin,”kata Saleh didampingi Ramli, Selasa 6 Oktober 2020. Sebab, aktivitas bongkar muat mengalami penurunan hingga kunjungan 80 persen. Selama pandemi ini, tambahnya, pemerintah menurunkan stimulus untuk masyarakat terdampak.
“Harapan kami pemerintah memperhatikan nasib ABK yang mengalami kesulitan yang dialami pengusaha di pelabuhan ini. Dan, mereka belum mendapatkan stimulus dari pemerintah,”ujarnya. Ketua DPC Pelra Gresik Ramli menambahkan, anjloknya aktivitas sudah berlangsung delapan bulan terakhir. Sejak pandemi korona terjadi awal Maret 2020. Ramli tidak bisa memprediksi kapan korona berakhir. “Penurunan aktivitas turun 80 persen seharusnya pemerintah memperhatikan kondisi ABK di pelabuhan Gresik ini,”katanya. (*)