Tradisi Malam Likuran Ramadan di Kota Santri, Gresik pada masa Pandemi (bagian 2)
Penulis : chusnul cahyadi/1minute.id
MALAM Selawe di Sunan Giri
MALAM 25 (selawe) Ramadan dinyakini umat muslim salah satu malam penuh berkah. Malam ganjil di sepuluh terakhir bulan suci Ramadan itu digunakan warga Kota Santri untuk bermunajat kepada sang Khaliq dengan berharap mendapatkan keistimewaan Ramadan.
Yakni malam Lailatul Qadar. Malam lebih baik dari 1.000 bulan. Makam Sunan Giri di Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Gresik menjadi salah satu jujugan masyarakat untuk bermunajat. Mereka tidak hanya berasal dari Gresik. Bahkan, umat muslim berbagai penjuru di Indonesia.
Saking banyaknya orang yang hendak ke makam salah satu Wali Sanga itu, kawasan sepanjang jalan Sunan Giri hingga menuju makam Syeh Maulana Ainul Yaqin sesak manusia. Berkah bagi masyarakat setempat. Jualan mereka laris manis.
Pemandangan itu, sudah bertahun-tahun. Berlangsung ratusan tahun. Sebuah potensi wisata. Pemuda desa membuat Festival Malam Selawe di halaman parkir Wisata Religi Sunan Giri itu. Di Festival ini, selain kerajinan khas Giri. Juga, makanan khas Giri Ketupat Keteg.

Bahan dasar beras ketan, dibungkus dengan daun gebang sejenis janur kemudian dikukus menggunakan air lantung (air sumur minyak di Desa Sekarkurung, Kebomas) selama 4-5 jam.
Keteg kemudian ditiris. Sebelum disantap siapkan parutan kelapa. Ehmmm.Rasa Keteg ini gurih dan ada asinnya. Para wisatawan bisa menikmati kuliner khas Sunan Giri hanya area makam Sunan Giri.
Wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) banyak penjual keteg tutup karena pengelola makam menutup semua aktivitas. Bahkan, tahun lalu, malam Selawe ditiadakan. Makam Sunan Giri bergelar Prabu Satmata dengan julukan Joko Samudro itu ditutup untuk semua peziarah untuk mencegah persebaran virus berasal dari Wuhan, Tiongkok itu.
Setahun COVID-19 mewabah. Belum ada tanda-tanda berakhir. Jumlah kasus konfirmasi di Kota Santri fluktuatif. Naik-turun. Ketiga Satgas kencang melakukan penindakan jumlah kasus turun. Sebaliknya, petugas lengah jumlah kasus meningkat.
Gresik sempat masuk zona merah membaik ke zona oranye bahkan sempat zona kuning. Satu langkah lagi masuk zona hijau (aman). Sepekan belakangan ini, tren kasus naik lagi, Gresik zona oranye lagi.
Malam Selawe hitungan jari. Apakah malam Selawe Ramadan sama tahun lalu? Asisten bidang Perekonomian dan Pembangunan Setkab Gresik Ida Lailatussa’diyah mengatakan, hasil kajian musyawarah pimpinan kecamatan Kebomas , tradisi Malam Selawe tetap dilaksanakan.
“Tentu saja, menggunakan protokol kesehatan ketat,”tegas Ida Lailatussa’diyah. Malam Selawe dengan protokol ketat itu, tambahnya, hasil arahan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani untuk tetap menggerakkan perekonomian.
“Jadi hanya masyarakat sekitar selama ini berjualan boleh membuka lapaknya,”imbuh mantan Sekretaris di DPM PTSP Gresik ini. Hasil resume rapat muspika diperoleh 1minute.id menyebutkan, makam Sunan Giri tetap dibuka untuk bermunajat masyarakat di malam Selawe Ramadan. Akan tetapi, peziarah hanya warga Gresik.

“Setiap peziarah wajib membawa hasil lab antigen,”bunyi hasil resume diteken Camat Kebomas Miftachul Huda itu.
Petugas akan ditempatkan disejumlah sudut jalan yang menuju ke makam Sunan Giri dari Desa Klangonan, diantaranya. “Bila pengunjung makam membludak, waktu kunjungan akan dibatasi,”kata Huda.
Selain mendeteksi pengunjung makam Sunan Giri, petugas mendirikan posko kesehatan. Bagaimana antisipasi pengunjung luar Gresik? Petugas gabungan TNI, Polri, Pol PP, Dishub dan Dinkes akan melakukan penyekatan yakni :1. Jalan Sunan Prapen (Pertigaan Sekarkurung)2. Jalan Sunan Giri (Pertigaan Tlogo Pegat)
Sekretaris Kecamatan Kebomas Zainul Arifin mengatakan, Malam Selawe tetap dilaksanakan dengan protokol kesehatan. “Penerapan prokes akan diperketat. Pengunjung Sunan Giri wajib bawa hasil tes antigen,”tegas Zainul dikonfirmasi melalui WhatApps pada Sabtu, 1 Mei 2021 (*)