Si Atung Berbiak, Satwa Langka Dipenangkaran Rusa Bawean


GRESIK,1minute.id – Hallo Atung. Maskot Asian Games 2018. Satwa langka yang terancam punah. Gimana kondisi satwa mungil yang gesit itu ? Fotografer 1minute.id pada Selasa. 8 Juni 2021 disela mengikuti kunjungan kerja Bupati dan Wakil Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani-Aminatun Habibah menengok langsung tempat penangkaran Rusa Bawean bernama latin Axis Kuhli di Batu Gebang Desa Pudakit Timur, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean itu.

RUSA BAWEAN : Maskot Asian Games 2018 itu di penangkaran rusa di Desa Pudakittimur, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik pada Selasa, 8 Juni 2021 (foto : chusnul cahyadi/1minute.id)

Sore itu, matahari mulai beranjak masuk peraduan. Puluhan ekor rusa mulai mendekati pagar seperti sedang menunggu makanan. “Tunggu sebentar. Saya ambil makanan sebentar. Jangan berisik nanti rusa lari,”kata Nur Samsi, Kepala Resor (area sektor) konservasi Wilayah 11 Pulau Bawean kepada 1minute.id

Nur Samsi membawa makanan untuk satwa bertubuh mungil nan lucu itu. Satwa langka yang dikenal gesit itu langsung menyerbu makanan berupa daun segar yang dibawa oleh Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) Bawean itu.Puluhan rusa makan begitu lahap.

SATWA LANGKA : Rusa Bawean di penangkaran rusa di Desa Pudakittimur, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik pada Selasa, 8 Juni 2021 (foto : chusnul cahyadi/1minute.id)

“Sehari minimal tiga kali kami memberi makan,”kata lelaki yang murah senyum itu. Dia terlihat begitu menyatu dengan satu dan tiga satwa maskot  Asian Games 2018. Di tempat penangkaran yang telah menjadi salah satu destinasi eduwisata di Pulau Putri-sebutan lain-Pulau Bawean terlihat gemuk dan terawat.

“Sebelumnya ada 28 ekor. Sekarang 30 ekor, serta dua ekor betina sedang bunting,”cerita Nur Samsi. Untuk diketahui, sejak 1979 Pemerintah Indonesia menetapkan sebagai Satwa Dilindungi. Pada 2008 Rusa Bawean masuk dalam daftar merah  international union for conservation of nature (IUCN) Red List, dengan kategori kritis alias critically endangered. 

RUSA BAWEAN : Penangkaran rusa di Desa Pudakittimur, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik pada Selasa, 8 Juni 2021 (foto : chusnul cahyadi/1minute.id)

Selain itu dikategorikan Appendix I Cities            (convervation on international trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora).Artinya, rusa Bawean tergolong satwa langka yang jumlah di alam sudah sangat sedikit dan terancam punah sehingga tidak boleh diperdagangkan. 

Pada 2009, hasil pengamatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut jumlah Rusa Bawean diperkirakan berjumlah 600-an ekor. Survei lembaga konservasi pada 2017 , populasi Rusa Bawean ini berkurang ditaksir tersisa 400-an ekor. Miris, mengingat rusa Bawean adalah salah satu dari empat spesies rusa asli Indonesia. 

Di dunia ada 62 jenis rusa dan empat diantaranya endemik di Indonesia. Yakni Rusa Sumbar (cervus unicolor), rusa Timor (Cervus timorensis) , rusa Bawean (Axis Kuhli) dan Kijang (muntiacus muntjak). 

LAHAP MAKAN : RUSA BAWEAN : Maskot Asian Games 2018 itu di penangkaran rusa di Desa Pudakittimur, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik pada Selasa, 8 Juni 2021 (foto : chusnul cahyadi/1minute.id)

Rusa Bawean memiliki tinggi rata-rata 60-70 cm, panjang tubuh 105-115 cm. Bobot betina 15-25 kg dan jantan 19-30 kg. Ciri khas lainnya,  terlihat pada ekornya yang berwarna coklat  dan keputihan pada lipatan ekor bagian dalam. Panjang ekor sekitar 20 cm.

Ciri lain rusa Bawean memiliki tanduk (rangga) panjang. Tanduk bercabang tiga. Tanduk rusa mulai tumbuh ketika berumur 30 bulan. Tanduk berproses alami patah atau tanggal dan tumbuh lagi. 

RUSA BAWEAN : Penangkaran rusa di Desa Pudakittimur, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik pada Selasa, 8 Juni 2021 (foto : chusnul cahyadi/1minute.id)

Ketika berumur 7 tahun , rangga tumbuh menjadi tanduk permanen. Keunikan lainnya, rusa merupakan “binatang malam”, lincah dan tajam penglihatan malam hari. Rusa bawean mulai menjelajah habibat untuk mencari makan mulai pukul 17.00 hingga tengah alam. Pada siang hari, umumnya digunakan istirahat dan tidur . 

Menurut Nur Syamsi, saat ini populasi rusa Bawean diperkirakan sekitar 300 ekor. Mereka hidup di luas  4.556,6 ha lahan konservasi (hampir separoh Bawean). Dilahan konservasi itu selain Rusa Bawean ada babi kutil, landak dan elang. (yad)