Potensi Ledakan Kasus Baru, Satgas Covid-19 Gresik Sepakat Perketat PPKM Mikro


GRESIK,1minute.id – Ayo rek patuhi prokes. Sebab, corona virus disease 2019 belum berakhir. Bahkan,  sekarang mengalami tren peningkatan. Dalam rapat evaluasi penanganan wabah berasal dari Wuhan, Tiongkok itu terungkap jumlah kasus konfirmasi lebih banyak dari kasus sembuh. Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik masih berstatus zona oranye.

Data Satgas Covid-19 Gresik mencatat periode 15 – 31 Mei 2021 terjadi penambahan 57 kasus, dan 59 sembuh serta 2 meninggal dunia.Kemudian, periode 1-15 Juni 2021, pascalebaran Idul Fitri jumlah bertambah 87 kasus dan 58 sembuh meninggal 3 orang. Kurun waktu dua bulan, Mei dan Juni 2021 penambahan 144 kasus, dan 117 sembuh serta meninggal 5 orang.

Jumlah kasus Covid-19 berpotensi membludak karena sejumlah kabupaten di sekitar Gresik antara lain Lamongan dan Madura terjadi ledakan Covid-19 ini. 

Dalam rapat evaluasi itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto, Dandim 0817 Gresik Letkol Inf Taufik Ismail, Kejari Gresik Heru Winoto, dan  Ketua DPRD Gresik Much Abdul Qodir sepakat dilakukan pengetatan mobilitas warga untuk melindungi masyarakat Kota Santri ini. Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala Mikro akan semakin diintensifkan.

Diantaranya, pengetatan mobilitas di kawasan pesisir Gresik, mulai dari Mengare, Bungah hingga pesisir Lumpur dan Kroman. Keduanya di Kecamatan Gresik. “Ketika Surabaya melakukan penyekatan. Mobilitas warga kabupaten Madura melakukan perjalanan lewat lewat laut. Harus dilakukan pengetatan,”tegas Bupati Fandi Akhmad Yani pada Rabu, 16 Juni 2021.

Dia merujuk adanya dua tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Cerme yang terpapar virus corona. Nakes di  Puskesmas itu menerima tamu dari Bangkalan, Madura. 

Selain kawasan pesisir, Pemkab Gresik, akan melakukan evaluasi tempat-tempat pariwisata. Apalagi, dalam waktu dekat memasuki libur sekolah dan hari raya Idul Adha. Di dua momen itu, akan berpotensi menimbulkan kerumunan massa. 

“Apalagi saat ini, mulai dirasakan kedisplinan masyarakat mematuhi prokes cenderung menurun. Saya meminta kepada semua pihak untuk tidak kendur melakukan sosialisasi kepada masyarakat,”harapnya.

Keberadaan warung kopi yang buka 24 jam juga turut disorot dalam evaluasi penanganan Covid-19 yang diikuti Camat, Kapolsek dan Danramil se-Gresik. Apalagi, saat ini demam Piala Eropa (Euro). Gus Yani meminta penerapan PPKM Mikro untuk semakin giat mengingatkan kepada masyarakat di tingkat desa sampai rukun tetangga meminta para pemilik warung membatasi jam bukanya, tidak lagi 24 jam.

“Biar masyarakat menonton bola di rumah sehingga tidak berpotensi menimbulkan kerumunan,”tegasnya. Dandim 0817 Gresik Letkol Inf Taufik Ismail lebih menyoroti terkait penambahan kasus Covid-19 yang dianggap mengkhawatirkan itu. Sebab, angka penambahan kasus baru lebih tinggi dari kasus sembuh. “Harapan Saya, 3 pilar terus sosialisasi.Masker menjadi tradisi gaya hidup,”kata Letkol Taufik Ismail. (yad)