Festival Layang-layang, Kearifan Lokal jadi Daya Tarik Wisatawan

GRESIK, 1minute.id  –  Ratusan pasang mata seakan enggan bersedia melihat keelokan layang-layang diatas langit di Desa Dohoagung, Kecamatan Balongpanggang pada Minggu, 3 Oktober 2021. Ada ratusan layangan beraneka bentuk. Layang-layang itu meliuk itu. Layang-layang Naga, misalnya.  Panjangnya antara 75 meter sampai 100 meter. Ketika berada diatas langit kepala hingga ekor seperti melambai-lambai. Penonton tepuk sorak. Bahagia. Terhibur dengan gelaran itu mesti pandemi belum berujung. 

Festival Layang-layang Dohoagung seri V ini menjadi event ditunggu masyarakat. Tidak hanya warga desa setempat. Tapi, pengemar layang-layang di Nusantara. Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani membuka festival layang-layang tingkat nasional itu. Ada 300 peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan tahunan itu. Kegiatan pascapanen pada musim kemarau. 

Menurut festival layangan merupakan kearifan lokal yang patut harus dijaga. Festival Layang-layang menjadi daya tarik bagi masyarakat. Festival luar biasa menjadi hiburan tidak hanya di desa atau kecamatan jadi hiburan nasional karena peserta banyak dari luar Gresik dan luar provinsi. “Ini semangat kita keluar pandemi Covid-19 karena festival layang-layang menjadi kearifan lokal benar benar kita jaga. Target kita ekonomi kerakyatan bangkit dari pandemi covid-19,”kata GusYani-sapaanakrab-Bupati Fandi Akhmad Yani.

Tidak menutup kemungkinan, lanjutnya, festival layang-layang akan dibuat lebih meriah pada tahun depan. Karena perputaran ekonomi desa dan produk UMKM terbantu. Apalagi paskapanen lahan pertanian masih banyak, bahkan telah panen buah melon dan garbis.  “Kedepan hasil panen bisa dihadirkan di festival ini. Karena kita punya target ekonomi kerakyatan,”ujar mantan Ketua DPRD Gresik itu. 

Aneka bentuk layangan yang terbang ke angkasa. Menghiasi langit Dohoagung. Namun, layang-layang berbentuk Naga paling menyita perhatian masyarakat dan peserta lainnya. Bentuknya megah. Untuk membuat layangan Naga yang panjangnya sekitar 75 meter itu butuh waktu 4 bulan. Untuk menerbangkan layangan Naga yang pembuatan menelan biaya Rp 4 juta melibatkan empat orang. Bupati Fandi Akhmad Yani ikut membantu menerbangkan layangan naga itu.

Camat Balongpanggang Jusuf Ansyori menambahkan adanya festival  layang-layang ini dapat menjadikan destinasi wisata Desa Dohoagung, dan meningkatkan hasil produk unggulan buah semangka, melon, garbis atau blewah serta meningkatkan UMKM produk unggulan Desa Dohoagung. “Berharap dengan even tahunan ini, yang berskala nasional dapat mengangkat dan meningkatkan perekonomian warga masyarakat Desa Dohoagung serta kesejahteraan warganya,”harap Ansyori.

Sementara itu, Ketua Panitia Festival Adieb Hazmy mengatakan, ada sekitar 300 peserta yang mengikuti gelaran layang-layang. Pihaknya sendiri membagi festival ini dengan tiga kategori lomba. Yakni layang-layang biasa hingga termegah seperti naga. “Penilaian bawah 40 persen meliputi desain dan keindahan model layangan, sedangan penilaian 60 persen meliputi kestabilan saat mengudara kekompakan tim saat menerbangkan layang-layang,”ujar Adieb. (yad)