BNPB Ingatkan Fenomena La Nina, Pemkab Gresik Kebut Normalisasi Kali Lamong Kerahkan 17 Unit Ekskavator


GRESIK, 1minute.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menghimbau semua pihak untukwaspada atas meningkatnya ancaman bencana hidrometeorologi. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengungkapkan, ancaman bencana ini meningkat akibat fenomena alam La Nina yang datang bersamaan dengan masa puncak musim hujan di Indonesia. La Nina sendiri diprediksi bakal terjadi hingga Januari-Februari 2022.  “Fenomena La Nina sendiri memicu peningkatan frekuensi dan intensitas curah hujan hingga 70 persen,”ujarnya dilansir dari laman BNPB pada Senin, 8 November 2021.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik ngebut melakukan normalisasi Kali Lamong. Sebanyak 17 unit ekskavator diterjunkan di sepanjang aliran Kali Lamong mulai dari Kecamatan Balongpanggang, Benjeng hingga Cerme. Puluhan backhoe itu beraktivitas sejak Oktober 2021.

Normalisasi dengan cara melakukan pengerukan dan pelebaran Kali Lamong akibat sedimentasi itu. Pendangkalan ditambah lagi penyempitan Kali Lamong mengakibatkan tidak bisa menampung volume air ketika curah hujan tinggi. Kali Lamong di Gresik Selatan kembali meluap pada Kamis, 4 November 2021. 

Camat Cerme Suyono terus memantau percepatan normalisasi Kali Lamong di sisi timur Jembatan Morowudi,  Kecamatan Cerme.  Semua operator alat berat terus bekerja. Muara Kali Lamong terlihat semakin lebar dan dalam. Volume air yang tertampung semakin banyak. Harapan tidak sampai meluber ke desa lainnya. “Saat ini, kedalaman mencapai 2 meter dari dasar air,”kata Suyono yang berada di lokasi normalisasi Kali Lamong pada Selasa, 9 November 2021.

KEBUT NORMALISASI KALI LAMONG: Camat Cerme Suyono memantau percepatan normalisasi Kali Lamong di sisi timur Jembatan Morowudi, Kecamatan Cerme pada Selasa, 9 November 2021 (Foto : Istimewa)

Terpisah, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Gresik Endoong Wahyukuncoro mengatakan belasan ekskavator disebar di sejumlah titik. Sebanyak delapan ekskavator dari titik nol  jembatan Bulangkulon, Kecamatan Benjeng ke arah Kecamatan Balongpanggang. “Normalisasi dikerjakan rekanan dengan nilai kontrak Rp 1,1 miliar,”kata Endoong.

Sedangkan, swakelola titiknol dari jembatan Bulangkulon ke arah Benjeng dengan mengerahkan empat alat ekskavator milik DPUTR Gresik. Rinciannya, 2 unit ekskavator  long up dan 1 unit ekskavator kecil. Dan, 1 unit ekskavator long up ditempatkan di Desa Wotansari, Kecamatan Balongpanggang. Kemudian di Jembatan Morowudi, Kecamatan Cerme ditempatkan empat unit ekskavator. Dua unit milik Pemkab Gresik dan 2 unit lainnya pinjaman dari Pemkot Surabaya. (yad)