DPUTR Gresik Kebut Pembangunan Jembatan Kacangan, Target Tahun ini Kelar 

GRESIK,1minute.id – Pembangunan Jembatan Kacangan terus dikebut. Pembangunan jembatan yang menghubungkan  Desa Bulurejo dengan Desa Gluranploso, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur itu diperkirakan kelar 180 hari kerja. Mulai 28 Juni 2022 sampai 24 Desember 2022. 

Angggaran untuk pembangunan jembatan yang patah sejak Minggu, 19 Desember 2021 lalu berasal dari APBD Gresik sebesar Rp 13,074 miliar. “Progres pembangunan jembatan Kacangan saat sudah 5,37 persen dari rencana 5,01 persen,”kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Gresik Achmad Hadi dikonfirmasi 1minute.id pada Rabu, 3 Agustus 2022.

Pembangunan jembatan Kacangan ini molor dari rencana. Semula diperkirakan awal April 2022. Namun, dalam laman LPSE  tender kali pertama gagal. Dalam tender kali kedua ini, berdasarkan data DPUTR Gresik dimenangkan oleh PT Bangun Mulya Tan Abadi dengan nilai penawaran Rp 13.074.982.498,54. Pagu anggaran Rp 15 miliar. Jangka waktu pekerjaan 180 hari kalender (28 Juni sampai 24 Desember 2022).

Jenis pekerjaan yang dilakukan adalah pembangunan jembatan baru dengan bentang 60 meter dengan rangka baja lebar 7 meter. Dan, peleberan jembatan bentang 30 meter dari 5 meter menjadi 6 meter. Pekerjaan jalan (overlay)  150 meter. 

Sebelumnya, jembatan Kacangan yang ambruk itu memiliki panjang 60 meter dengan pilar tengah dan lebar 4 meter. Jembatan dengan konstruksi baja dan beton.

Kadis PUTR Gresik Achmad Hadi mengatakan, pekerjaan pembangunan jembatan Kacangan itu selesai akhir tahun ini. “Estimasi pekerjaan selesai 24 Desember 2022,”katanya. 

PATAH ,: Jembatan Kacangan yang menghubungkan Desa Bulurejo dan Desa Gluranploso, Kecamatan Benjeng yang patah pada Minggu, 19 Desember 2021. Foto diambil pada 14 Februari 2022 ( Foto dokumen : Chusnul Cahyadi/1minute.id)

Seperti diberitakan jembatan Kacangan patah pada Minggu, 19 Desember 2021. Hasil investigasi dan kajian tim ahli Pemkab Gresik, diduga penyebab jembatan Kacangan itu patah karena tebing longsor menghantam pondasi jembatan sehingga meruntuhkan pilar jembatan. Tidak ada kesalahan desain dan murni karena faktor alam.

Pemerintah kemudian menutup jembatan itu. Namun, karena jembatan itu cukup vital sehingga banyak pengendara yang nekat melewati jembatan yang berdiri diatas aliran Kali Lamong itu. (yad)