Bu Min Trenyuh Semangat Nur, Penyandang Disabilitas yang Semanak Meski Belum Tersentuh Bansos 

GRESIK,1minute.id – Nur Jahirotul Mahiyah memiliki semangat luar biasa. Meskipun, kondisi fisik gadis 31 tahun itu tidak sempurna. Gadis yang tinggal di Desa Melirang,Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik itu divonis oleh dokter mengidap Cerebral Parsy (Lumpuh Otak) sejak lahir. Penyakit tersebut menyebabkan Nur menjadi kehilangan kendali beberapa syaraf tubuh sehingga kesulitan untuk bergerak normal. Untuk membantu aktivitasnya, Nur harus menggunakan kursi roda.

Namun, Nur tidak menyerah. Ia pun semanak (ramah). Ibunda Nur, Paeni, 54, dan semua tetangga menyukainya. Semangat Nur itu membuat Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah trenyuh. Orang nomor dua di Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik itu mberebes mili. Terharu dengan semangat hidup Nur. 

Menurut Paeni, Nur memiliki hobi untuk berkeliling dan menyapa para tetangga sekitar.  Meski hanya bermodalkan kursi roda, Nur bahkan bisa pergi sampai ke desa-desa lain.

“Ya seperti ini kondisinya, pengennya keluar rumah terus, dan berkumpul dengan orang lain. Meskipun tidak bisa jalan tapi bisa pakai kursi roda sendiri,”cerita Paeni dihadapan Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah ketika berkunjung kerumah Nur pada Jumat, 25 November 2022.

Wabup perempuan pertama di Kabupaten Gresik itu didampingi Kepala Dinas Sosial Gresik dr Ummi Khoiroh dan relawan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Gresik Muhammad Subhan. 

Bu Min-sapaan karib-Wakil Bupati Aminatun Habibah berkunjung karena mendapatkan kabar Nur, penyandang disabilitas ini belum tersentuh berbagai bantuan sosial. Bantuan sosial dari pemerintah pusat, provinsi dan Pemkab Gresik. 

Nah, tahun ini Pemkab Gresik memiliki program Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Program unggulan pasangan Bupati-Wakil Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani-Aminatun Habibah untuk memberdayakan masyarakat kurang beruntung. Nur Jahirotul Mahiyah, diantaranya. 

“Jadi, dari Pemerintah Kabupaten Gresik saat ini sudah menyediakan program bantuan prioritas yaitu PKH Inklusif. Ini yang nantinya dapat diberikan kepada para Lansia dan penyandang disabilitas,”katanya kepada Paeni.

Dalam kasus Nur, diketahui dia masih belum masuk ke database DTKS karena ada ketidakcocokan antara data pribadinya dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil)Gresik. Masalah tersebut telah ditindaklanjuti sehingga data miliknya telah valid pada Oktober awal yang ternyata berbarengan dengan penutupan pendataan DTKS.

Untuk itu, wabup menyayangkan masalah seperti ini masih ada pada warga di desa dan dusun. Menurutnya, hal ini menjadi catatan penting bagi pemerintah desa dan dusun untuk secepatnya melakukan pendataan lebih lanjut terkait warga yang layak menerima bantuan sosial.

“Karena kasihan kalau tidak segera kita bantu secara langsung. Mengingat, Nur ini statusnya masih belum menjadi penerima bantuan. Maka nanti Nur ini akan kami data secara langsung agar secepatnya mendapatkan bantuan yang layak,”tegas Bu Min. Paeni pun semringah. Apalagi Bu Min juga membawa buah tangan berupa sembako untuk keluarga Paeni tersebut. 

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Gresik dr Ummi Khoiroh menambahkan pengusulan penerima PKH Inklusif akan dipercepat untuk menanggulangi masalah seperti ini. Ditambah, khusus penyandang disabilitas yang sudah terdata akan menerima bantuan rutin 4 kali dalam setahun.

“Di 2023 kita akan start lebih awal karena regulasinya sudah fix. Dan khusus yang disabilitas terdata akan mendapatkan bantuan langsung tunai senilai Rp 500.000 dan sembako senilai Rp 200.000. Insya Allah di bulan Maret nanti sudah mulai terealisasi,”kata Ummi Khoiroh. 

Ummi meminta agar seluruh lembaga kemasyarakatan ikut andil dalam mengawal pendataan DTKS kali ini. Ini sangat penting agar kasus keterlambatan seperti Nur ini tidak terulang kembali. “Kami juga meminta bantuan kepada seluruh jajaran pemerintah desa dan teman-teman pendamping agar warganya dapat terdata di DTKS. Agar dapat megakses berbagai macam bantuan sosial,”imbuhnya. (yad)