Masih 10 Desa Kebanjiran, Akibat Luapan Kali Lamong

GRESIK,1minute.id – Debit air Kali Lamong di Kecamatan Cerme semakin turun. Berdasarkan data di Posko Bencana Alam Kecamatan Cerme pada Kamis 18 Maret 2021 pukul 20.00 tersisa sepuluh yang tergenangi air luapan Kali Lamong itu.  

Sehari sebelumnya, masih tercatat 16 desa. Artinya, enam desa telah terbebas dari genangan banjir tahunan itu. Namun, masyarakat tetap waspada karena musim hujan belum berakhir.

Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Surabaya masih akan turun hujan dengan intensitas ringan.
Kondisi cuaca nyaris sama dengan kabupaten Lamongan maupun Mojokerto atau bagian hulu Kali Lamong.

Selama ini, banjir Kali Lamong ditengarai  disebabkan curah hujan bagian hulu tinggi. Sehingga air mengalir ke bagian hilir mulai Balongpanggang, Benjeng, Kedamean, Cerme, Menganti hingga Kebomas.

Parahnya lagi, Kali Lamong di Gresik Selatan sepanjang 58 kilometer terjadi penyempitan dan pendangkalan. Akibatnya, air meluap ke puluhan desa. Rumah, sawah, tambak hingga infrastruktur jalan terendam air bah. 

Menurut Camat Cerme, berdasarkan pantauan di lapangan masih ada sepuluh desa yang tergenangi banjir Kali Lamong pada Kamis malam ini. Sepuluh desa yang terdampak itu adalah Desa Guranganyar ;  Dungus ; Morowudi ; Pandu dan Tambakberas.

Kemudian, Desa Jono ; Padeg ; Cerme Kidul ; Semampir serta Banjarsari. “Ada 290 unit rumah. Kondisi terparah di Desa Guranganyar ada 160 unit rumah dengan ketinggian air antara 20-40 centimeter,”terang Suyono yang juga Plt Camat Duduksampeyan itu.

Seperti diberitakan, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani prihatin kondisi yang dialami masyarakat terdampak banjir Kali Lamong. Banjir terjadi setiap tahun. Gus Yani-sapaan-Fandi Akhmad Yani, merencanakan normalisasi Kali Lamong akan dimulai pada musim kemarau tahun.

Diperkirakan sekitar bulan depan, April 2021.
“Kita akan mengawali pengerjaan normalisasi Kali Lamong pada bulan depan, April 2021,”kata Gus Yani-sapaan-Fandi Akhmad Yani kepada wartawan pada Senin malam, 15 Maret 2021.

Tahap awal ini,  tambahnya, berupa pekerjaan pembuatan tanggul dan parapet. Parapet adalah sebuah tembok pembatas penghalang yang merupakan perluasan dari dinding di tepi. 

“Pengerjaan akan dimulai dari Desa Jono dan Tambakberas, Kecamatan Cerme,”ujar Gus YaniKementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat  mengalokasikan anggaran Rp 100 miliar untuk normalisasi. “Sedangkan untuk pembebasan lahan menggunakan dana APBD,”imbuh Bupati Gresik yang belum genap sebulan dilantik itu. (*)