RMI NU Gresik Ingatkan Santri Patuhi Prokes untuk Jaga Santri, Jaga Kiai


GRESIK,1minute.id – Ratusan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo Kediri balik ke pondok untuk kembali belajar pada Minggu, 23 Mei 2021. Mereka berangkat dari Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Gresik dengan menumpang empat bus milik Petrokimia Gresik kerjabareng dengan Dinas Perhuhungan Gresik.

Rombongan berangkat dilepas oleh Pengurus Cabang Rabitha Ma’ahd Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Gresik. Sebelum berangkat semua barang bawaan, bodi dan tempat duduk bus dilakukan penyemprotan desinfektan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik. Sehingga, dipastikan tempat duduk dan barang bawaan streril dari kuman.

BERANGKAT : Santri Ponpes Lirboyo Kediri ketika berangkat balik ke pondok dari halaman kantor PCNU Gresik pada Minggu, 23 Mei 2021 ( foto : chusnul cahyadi/1minute.id)

Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Gresik Muhammad Amri mengatakan, program mengantar santri balik ke pondok ini adalah sebuah inovasi dilakukan oleh Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani. “Selama saya di dishub baru tahun ini ada program mengantar santri untuk balik ke pondok pesantren,”kata Amri dalam sambutannya.

Ketua Bidang Kesehatan PC RMI NU Gresik
dr Heri Munajib mewanti-wanti para santri untuk mematuhi protokol kesehatan. “Patuhi prokes apapun nanti yang diminta Satgas Covid di Lirboyo tolong dipatuhi,”kata Heri.

SEMPROT DESINFEKTAN : Petugas melakukan penyemprotan desinfektan milik santri Ponpes Lirboyo Kediri sebelum masuk bagasi bus yang mengantarkan balik ke pondok pada Minggu, 23 Mei 2021 (foto : chusnul cahyadi/1minute.id)

Selain itu, dokter Heri meminta santri menjaga kesehatan sesuai dengan aturan pondok. Tetap makan minum sesuai jatah dari pondok.”Intinya jaga kesehatan. Menjaga diri sendiri jaga orang lain wabil khusus menjaga kiai -kiai kita,”tegasnya.

Berdasarkan data RMI Nasional pandemi corona virus disease 2019 warga Nahdliyin telah kehilangan ratusan kiai. “Sampai bulan ini kita telah kehilangan 480 ulama,”ujarnya. “Ayo Jogo Santri, Ayo jogo kiai. Jangan pernah melupakan yang namanya protokol kesehatan Patuhi aturan satgas jangan sampai pondok pesantren menjadi klaster,”imbuh dr Heri lagi. (yad)