Dirut Perusda Giri Tirta Wacanakan Kenaikkan Tarif Air


GRESIK, 1minute.id- Kebocoran air di perusahaan daerah (Perusda) Giri Tirta mencapai 40 persen. Perusahaan pemasok kebutuhan air bersih untuk masyarakat dan sebagian industri di Kota Santri itu terancam kolaps.

Manajemen perusahaan berkantor di Jalan Raya Bunder Asri, Kecamatan Kebomas itu mulai mewacanakan kenaikkan tarif. Direktur Utama Perusda Giri Tirta Siti Aminatus Zariyah tidak membantah terkait kenaikkan tarif air itu. “Sudah 3 tahun tarif air tidak naik. Sesuai peraturan pemerintah pusat  setiap tahun tarif harus dievaluasi,”kata Risa-sapaan-Siti Aminatus Zariyah dikonfirmasi melalui telepon pada Kamis, 3 Juni 2021.

Namun, Risa buru-buru mengatakan, wacana kenaikkan tarif itu masih lama. “Itu solusi. Tapi masih wacana. Masih lama, masih lama,” imbuhnya. Terkait kebocoran hingga 40 persen atau setara 4.581.240 dari total produksi 11.465.902 meter kubik selama triwulan I tahun ini, ia tidak membantahnya. “Tingkat kebocoran sekitar 40 persen, 39 persen. Normalnya 25 persen,”katanya. 

Kebocoran yang diatas ketentuan normal itu, jelas Risa disebabkan perusda Giri Tirta menambah pasokan air. “Tapi, infrastrukturnya tidak dibenahi. Itu simpel saja,”ujarnya.

Kebocoran mencapai 4,5 juta meter kubik membuat perusda Giri Tirta membuang uang mencapai miliaran rupiah perbulan. Seperti diberitakan rapat evaluasi komisi II dengan manajemen Perusda Giri Tirta mengungkap fakta mencengangkan. Kebocoran air sekitar 40 persen.

Atau sekitar 4.581.240 dari total produksi 11.465.902 meter kubik selama triwulan I tahun ini.  1minute.id mengilustrasikan, tarif air rumah tangga (R-1) seharga Rp 1.500 m³, uang terbuang Rp 6.871.860 per 3 bulan atau Rp 2.290.620.000 per bulan. Akan tetapi, tarif air berjenjang potensi kerugian semakin membengkak. 

Ilustrasinya, pelanggan R-1 pemakaian air 20 m³ per bulan rekening tagihannya Rp 59.500 perbulan atau tarif  air Rp 2.975 per m³.  Bila air Rp 2.975 m³ dikalikan volume kebocoran 4,5 juta m³ potensi pendapatan yang hilang sama dengan Rp 14.629.189.000 per tiga bulan atau Rp 4.543.063.000 per bulan. Woooo…..! 

Meski potensi kehilangan cukup besar, Risa mengaku cash flow alias arus kas keuangan Perusda Giri Tirta masih cukup baik. “Keuangan aman. Setiap bulan dapat uang. Dodol banyu kan dapat uang. Meski tidak ada batinya (laba) karena harga jual air di subsidi,”ujarnya. 

Dalam rapat evaluasi dengan komisi II DPRD Gresik wacana menaikkan tarif dengan menambah volume ditolak. Sebab, penambahan volume tanpa adanya perbaikkan infrastruktur pipanisasi kebocoran ain akan semakin tinggi. (yad)