Siswa SDIT Al Ibrah Juarai Lomba Tahfidz Quran hingga Esai

GRESIK,1minute.id – Peringatan Bulan Bahasa pada Oktober 2021 memberikan berkah bagi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Ibrah Gresik. Sekolah berlokasi di kawasan Gresik Kota Baru (GKB) itu menempatkan tujuh siswanya sebagai juwara tingkat nasional dalam beberapa lomba literasi.

Tujuh siswa prestasi itu adalah Hafidzatun Najwa dan Hanun Adlyn Khairunnisa, menyabet juara I dan III di ajang lomba tahfidz Quran se-Jawa-Bali yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren (Ponpes) Firdaus Jembrana, Bali. 

Kemudian, ajang literasi se-Indonesia di SMPIT Insan Kamil, Sidoarjo, siswa SDIT Al Ibrah memboyong lima medali. Yakni. Khansa Zahirah Najla runner up lomba tahfidz;  Qoyyuma Shabira Aufa juara pertama lomba menulis esai ; Janeeta Malilah merebut juara I lomba pidato. Berikutnya,  Nahla ‘Ain Al Halwa dan Amrina Rosyada, masing-masing juara I untuk lomba cipta cerpen dan baca puisi.

Kepala SDIT Al Ibrah, M. Musyafak mengaku surprise dengan prestasi yang diraih anak didiknya. Ia mengaku tidak pernah memasang target terhadap para anak didiknya. Saat menghadap menjelang pelaksanaan lomba, ia berpesan jangan berorientasi pada kemenangan atau juara. 

“Tampilkan kemampuan secara maksimal. Perkara menang atau kalah, tidak usah terlalu dipikirkan, karena justru menjadi beban. Tampil saja seperti tanpa beban apa pun,”ujar Musyafak.

Musyafak menambahkan pada dasarnya sudah memiliki potensi masing-masing yang bisa dikembangkan. Karena itu, sejak kelas 1, sekolah telah melakukan pemetaan atas potensi yang dimiliki siswa berdasarkan bakat dan minat mereka. Karena itu, sekolah melakukan bina prestasi, sekaligus menyiapkan sejumlah guru khusus untuk melakukan pendampingan. 

“Ketekunan dan kesabaran para guru pembimbing dan pendamping ini juga punya andil dalam mengantarkan anak-anak yang punya bakat khusus ini dalam berprestasi,” katanya. 

Terpisah, Ustadzah Diah, guru pembimbing dan pendamping untuk lomba menulis esai, mengatakan, persiapan yang dilakukan relatif singkat. “Hanya seminggu menjelang lomba berlangsung,”katanya. Namun ia mengaku, Qoyyuma Shabira Aufa memang memiliki talenta di bidang literasi, khususnya menulis. Hal itu, katanya, sudah terlihat ketika putri pasangan Ferry Andian Sumirat dan Auditya Purwandini Sutarto itu diajak ngobrol santai untuk menggali ide yang akan jadikan detil topik tulisan.

“Dari segi genre tulisan, esai itu terbilang cukup berat untuk anak usia SD. Yang umum, anak seusia dia kan sukanya bikin puisi atau cerpen. Tapi saya cermati ananda Qoyyum (Qoyyuma Shabira Aufa,Red) memang memiliki talenta menulis cukup kuat. Ini pula yang memudahkan saat membuat kerangka tulisan. Semua ide juga kerangka tulisan dari dia, saya cuma mengarahkan saja,”ujarnya.

Tentang talenta menulis yang dimiliki Qoyyum, juga dibenarkan ibunya, Auditya Purwandini Sutarto. Bahkan, lanjutnya, bakat menulis itu sudah kelihatan sejak kecil. Bakat itu kemudian kerap diasah lewat berbagai diskusi dengan ayahnya. “Anaknya memang suka diskusi, baik dengan saya maupun ayahnya. Ada saja yang dibahas. Untuk menulis, selama ini lebih banyak berupa karya fiksi, khususnya puisi. Untuk esai ini, buat kami benar-benar surprise. Kami nggak nyangka kalau bisa juara,”ujar dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Gresik ini.

Bagaimana dengan Janeeta Malilah, juara pertama lomba pidato? Menurut guru pembiming dan pendampingnya, Ustadzah Alma, butuh waktu praktis cuma tiga hari untuk mempersiapkan diri. Waktu tiga hari itu, katanya, dimanfaatkan untuk tiga hal.

Persiapan lebih singkat dilakukan Janeeta Malilah. Peraih juara I lomba pidato ini, seperti diakui guru pembiming dan pendampingnya, Ustadzah Alma, butuh waktu praktis cuma tiga hari untuk mempersiapkan diri. Waktu tiga hari itu, katanya, dimanfaatkan untuk tiga hal yakni membangun dan membangkitkan rasa percaya diri, pemahaman teks, dan teknik hafalan.

“Kebetulan, pada ketiga aspek itu dia sudah bagus, sehingga tinggal berlatih dan moles saja,”kata Alma. Talenta Janeeta mulai terlihat di kelas II. “Ditunjang, anaknya memang nurut kalau dibimbing. Apalagi orang tuanya juga sangat mendukung,”ujarnya seraya mengisahkan, saat berlatih, ia kerap melakukan secara online via zoom bertiga dengan Janeeta dan ibunya. (yad)