Batik Tenun Desa Wedani Jadi Seragam ASN, Kerajinan Sejak Maulana Malik Ibrahim 

GRESIK,1minute.id – Shafira Zifa Arrosyikha dan Maydi Nala Akmal  Mirzaqi menyebut Pemkab Gresik berencana menggunakan seragam batik Desa Wedani, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik. Dua peserta Gresik Vlog Competition “Refleksi 1 Tahun Nawa Karsa Kepemimpinan Gus Yani dan Bu Min” di Kampus Universitas Muhammadiyah Gresik itu menyebut seragam batik untuk aparatur sipil negara (ASN) dimulai tahun ini.

Dalam vlog dua pelajaran SMA Muhammadiyah 8 Gresik itu memperlihatkan sejumlah ASN dari RSUD Ibnu Sina Gresik sedang melakukan penjajakan pembelian.  Mereka mengaku memesan batik Wedani untuk Hari Jadi ke-535 Kota Gresik diperingati setiap 9 Maret dan HUT ke-48 Kabupaten Gresik dirayakan setiap 27 Februari. 

Mengapa tenun batik Desa Wedani ? Karena  tenun batik di Desa Wedani ini sudah masuk pasar ekspor yakni Timur Tengah, Eropa dan Asia. Masih menurut Shafira dan Akmal, kain tenun di Desa Wedani ini memiliki nilai historis tinggi dan sudah ada sejak ratusan tahun silam. “Turun temurun sejak Maulana Malik Ibrahim,”katanya. Maulana Malik Ibrahim adalah Wali Sanga. Penyebar agama Islam di Pulau Jawa itu dimakamkan di Jalan Malik Ibrahim, Desa Gapurasukolilo, Kecamatan Gresik.

Malik Ibrahim yang juga Syahbandar Gresik Pertama itu wafat pada12 Rabiul Awal 882 hijriah atau 9 April 1419 Masehi. “95 persen warga Desa Wedani menekuni kerajinan tenun,”kata Shafira. Desa Wedani kemudian ditetapkan sebagai Desa Devisa, satu-satunya di Kabupaten Gresik. 

Menjelang Hari Jadi Kota Gresik, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani bersama istri, Nurul Haromaini Ali kompak menggunakan baju batik hasil tenun Desa Wedani. Keduanya tampak serasi dan keren menggunakan setelan batik tersebut. “Dengan kualitas yang tidak diragukan tersebut, tidak ada lagi alasan untuk ragu-ragu dalam memilih produk UMKM sebagai produk favorit,”kata Bupati Fandi Akhmad Yani.

Gus Yani-sapaan akrab-Bupati Fandi Akhmad mengunjungi galeri dan tempat pengrajin kain Wedani. Disana ia menyapa dan mendengar aspirasi pengrajin untuk pengembangan lebih lanjut. Tak lupa, Gus Yani mengingatkan pentingnya menjaga kualitas produk untuk selalu maksimal, dan pesan tersebut tidak terbatas pada UMKM Desa Wedani saja. (yad)