DPRD Gresik Meminta Eksekutif Membuat Strategi Stabilisasi Harga Kebutuhan Pokok Sambut Ramadan 

GRESIK,1minute.id – Sebentar lagi Ramadan tiba. Bulan suci yang ditunggu umat muslim. Momen itu, seperti tahun-tahun sebelum dibarengi kenaikan harga kebutuhan pokok. Antara lain, daging sapi merangsek naik diatas harga Rp 100 ribu per kilogram (kg) ; harga telur ayam boiler Rp 23 ribu/kg ; ayam potong Rp 37 ribu/kg ; bawang putih Rp 25 ribu/kg.

Terkereknya harga kebutuhan pokok itu menjadi perhatian legislatif berkantor di Jalan K.H.Wachid Hasyim, Gresik. Dalam forum grup discussion (FGD) di ruang Komisi II DPRD Gresik,  legislatif berharap kepada pemerintah melakukan stabilisasi harga kebutuhan pokok tersebut. Sebab, kenaikan harga kebutuhan itu beban masyarakat semakin bertambah di tengah pandemi Covid-19 yang belum berujung ini.

“Pemerintah harus ada strategi-strategi untuk dapat mengendalikannya,”kata Ketua Komisi II DPRD Gresik Asroin Widyana. Politikus Partai Golkar itu berharap strategi yang diambil pemerintah harus tepat. Ia mencontohkan,  kasus kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng. Jika saat ini stoknya sangat melimpah maka operasi pasar harus terus gencar dilakukan dan merata sampai harga terkendali. Namun, jika jumlah barang terbatas maka waktu operasi pasar itu sebaiknya menjelang Ramadan dan Lebaran.

Ia melanjutkan, semestinya di Gresik tidak sampai terjadi kelangkaan minyak goreng berkepanjangan. Sebab, ada sejumlah produsen besar komoditas tersebut. Dia memahami, ada hubungan rantai suplai mulai dari produsen, distributor, agen, dan seterusnya. “Namun, karena mereka itu hidup dan tinggal di Gresik, maka mereka harus memberikan kontribusi lebih untuk masyarakat Gresik. Karena itu, kami minta data-data produsen kebutuhan pokok yang ada di Gresik, sehingga kami dapat ikut bersama-sama mengontrolnya,” ujarnya.

Dalam FGD tersebut, selain Asroin dihadiri oleh anggota Komisi II DPRD Gresik Kamjawijono dab Siti Fatimah serta Kepala Dinas  Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, Perdagangan (Diskoperindag) Pemkab Gresik Agus Budiono dan beberapa perwakilan OPD lain.
Menurut Siti Fatimah, dampak kelangkaan minyak goreng itu membuat semua kalangan kalangkabut. Hingga kini masih terjadi kelangkaan.

Pemerintah semestinya harus terus menyampaikan sampai masyarakat bahwa stok minyak goreng aman. Dengan demikian, warga tidak perlu panik. “Semuanya dibuat mumet. Tidak yang kaya, tidak yang miskin,”katanya. 

Terpisah, Kepala Diskoperindag Pemkab Gresik Agus Budiono mengatakan, pihaknya telah melakukan strategi untuk stabilisasi harga kebutuhan pokok. Strategi yang dilakukan antara lain,  melakukan komunikasi antar kabupaten/kota di Jawa Timur. Komunikasi dan melakukan pemantauan harga dan ketersediaan bahan pokok melalui Sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga  bahan pokok (siskaperbapo) Jawa Timur.

“Bahkan kita memantau siskaperbako nasional,”kata Agus Budiono pada Sabtu, 12 Maret 2022.
Dengan sistem itu, antar kabupaten/kota itu rawan bisa terakomodir daerah yang surplus atau harganya jatuh. “Alhamdulillah, Gresik aman. Tidak ada masalah,” tegasnya. Terkait harga daging sapi menyentuh diatas Rp 100 ribu/kilogram, menurut Agus Budiono tergolong wajar. Ia menyebut rata-rata harga daging sapi antara Rp 85 ribu/kg sampai Rp 103 ribu/kg.

“Itu fluktuasi pasar sudah biasa. Satu sisi konsumen butuh, penjual menaikkan harga. Sebaliknya, permintaan menurun penjual menurunkan harganya. Akan tetapi, bila kondisi mendesak, Agus Budiono mengatakan pihaknya sudah komunikasi dengan pengelola Puspa Sgro. “Puspa Agro ini tempat untuk pendistribusian komuditi yang transaksinya di saluran kepada Kabupaten/kota yang memerlukan,”kata Agus Budiono. (yad)