Populasi Rusa Bawean Bertambah Satu Ekor Bernama Nisfu Syaban

GRESIK,1minute.id – Rusa Bawean di tempat penangkaran di Batu Gebang, Desa Pudakit Timur, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik bertambah satu ekor.  Anak rusa itu diberi nama Nisfu Syaban. Nama itu disematkan karena anak rusa bernama latin Axis Kuhli itu lahir tepat pada malam Nisfu Syakban atau Jumat, 18 Maret 2022.

Bertambahnya satu ekor hewan langka yang pernah menjadi maskot Asian Games 2018 lalu membuat bahagia bagi masyarakat di Pulau Putri-sebutan lain-Pulau Bawean dan masyarakat Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik. Sebab, bertambahnya hewan yang dilindungi itu populasi Rusa Bawean semakin bertambah banyak. 

Kepala Resor (area sektor) konservasi Wilayah 11 Pulau Bawean Nur Samsi membenarkan lahirnya anak Rusa Bawean. “Iya ada betina rusa yang melahirkan,”kata Nur Samsi dikonfirmasi 1minute.id melalui selulernya pada Minggu, 20 Maret 2022. Kini, tambahnya, Rusa Bawean berjumlah 31 ekor di tempat penangkaran Batu Gebang. “Lebih menyenangkan lagi, populasi Rusa Bawean didominasi betina,”jelas Nur Samsi. 

Untuk diketahui, sejak 1979 Pemerintah Indonesia menetapkan Rusa Bawean sebagai Satwa dilindungi. Pada 2008 Rusa Bawean masuk dalam daftar merah  international union for conservation of nature (IUCN) Red List, dengan kategori kritis alias critically endangered. 

Selain itu dikategorikan Appendix I Cities (convervation on international trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). Artinya, rusa Bawean tergolong satwa langka yang jumlah di alam sudah sangat sedikit dan terancam punah sehingga tidak boleh diperdagangkan. 

Pada 2009, hasil pengamatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut jumlah Rusa Bawean diperkirakan berjumlah 600-an ekor. Survei lembaga konservasi pada 2017 , populasi Rusa Bawean ini berkurang ditaksir tersisa 400-an ekor. Miris, mengingat rusa Bawean adalah salah satu dari empat spesies rusa asli Indonesia. 

Di dunia ada 62 jenis rusa dan empat diantaranya endemik di Indonesia. Yakni Rusa Sumbar (cervus unicolor), Rusa Timor (Cervus timorensis) , Rusa Bawean (Axis Kuhli) dan Kijang (muntiacus muntjak). Rusa Bawean memiliki tinggi rata-rata 60-70 cm, panjang tubuh 105-115 cm. Bobot betina 15-25 kg dan jantan 19-30 kg. Ciri khas lainnya,  terlihat pada ekornya yang berwarna coklat  dan keputihan pada lipatan ekor bagian dalam. Panjang ekor sekitar 20 cm.

Ciri lain rusa Bawean memiliki tanduk (rangga) panjang. Tanduk bercabang tiga. Tanduk rusa mulai tumbuh ketika berumur 30 bulan. Tanduk berproses alami patah atau tanggal dan tumbuh lagi. Ketika berumur 7 tahun , rangga tumbuh menjadi tanduk permanen. Keunikan lainnya, rusa merupakan “binatang malam”, lincah dan tajam penglihatan malam hari. Rusa bawean mulai menjelajah habibat untuk mencari makan mulai pukul 17.00 hingga tengah alam. Pada siang hari, umumnya digunakan istirahat dan tidur . 

Menurut Nur Syamsi, saat ini populasi Rusa Bawean diperkirakan sekitar 300 ekor. Mereka hidup lahan konservasi seluas  4.556,6 ha. Hampir separoh luas Pulau Bawean. Dilahan konservasi itu selain Rusa Bawean ada Babi Kutil, Landak dan Elang. (yad)