Rusa Bawean Berbiak, Pemilik Penangkaran Tak Lagi Kuat Memberi Upah Penjaga


GRESIK,1minute.id –  Matahari mulai beranjak masuk peraduan. Puluhan ekor rusa mulai mendekati pagar seperti sedang menunggu makanan. Nur Samsi, Kepala Resor (area sektor) konservasi Wilayah 11 Pulau Bawean, Kabupaten Gresik datang sambil membawa makanan. 

Daun tanaman itu berwarna hijau. Segar. Puluhan ekor rusa bernama latin Axis Kuhli itu langsung menyerbunya. Puluhan Rusa terlihat doyan memakan dedaunan itu. Sehari Nur Samsi bertugas menyediakan makanan. Sedangkan, seorang penjaga bertugas memberikan  makan hewan yang pernah menjadi maskot Asian Games 2018 itu. 

“Sehari minimal kami memberikan makan tiga kali,”kata Nur Samsi ketika dikonfirmasi 1minute.id pada Minggu sore, 20 Maret 2022. Untuk kebutuhan makan puluhan ekor Rusa itu membutuhkan biaya sekitar Rp 300 ribu per harinya. Rusa Bawean yang awalnya kurus, dengan ketelatenan Nur Samsi dan seorang penjaganya membuat hewan yang dilindungi itu semakin gemuk di tempat penangkaran di Batu Gebang, Desa Pudakit Timur, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik.

Bulu Rusa juga terlihat bersinar. Tidak lagi kusam. Artinya, di tempat penangkaran itu, Rusa Bawean terawat dengan baik. Sebab, makanan maupun vitamin bagi rusa terjamin. Sehingga populasi Axis Kuhli juga terus berbiak. Awalnya, 8 bulan lalu jumlah Rusa Bawean di tempat penangkaran hanya 28 ekor. Kemudian berbiak menjadi 30 ekor. Pada Jumat, 18 Maret 2022, salah satu induk rusa Bawean kembali beranak. Anak Rusa Bawean diberi nama Nisfu Syahban karena lahir bertepatan dengan Nisfu Syahban.

Di tempat penangkaran ini, jumlah rusa betina  mendomisi. “Jumlahnya sekitar 18-an ekor rusa betina. Awalnya dulu, Rusa jantan yang banyak,”tegasnya. 

Dengan semakin banyaknya Rusa Bawean otomatis biaya perawatan nanti akan bertambah. Nur Samsi risau. Sebab, sejak 4 bulan terakhir, pemilik penangkaran tidak lagi memberikan anggaran untuk petugas yang berjaga dan memberikan makanan kepada hewan. Kontrak penjaga akan berakhir dua bulan ke depan.  “Ini yang saya khawatirkan. Karena tanpa ada keeper Rusa Bawean khawatirkan tidak terurus dengan baik. Nanti, kami disorot media lagi karena rusa kurus,”katanya. 

Ia berharap, pemerintah turun tangan untuk memberikan anggaran bagi penjaga di tempat penangkaran Rusa Bawean itu. “Anggaran sekitar Rp 1 juta per bulan Saya rasa sudah cukup,”katanya. 

Untuk diketahui, sejak 1979 Pemerintah Indonesia menetapkan Rusa Bawean sebagai Satwa dilindungi. Pada 2008 Rusa Bawean masuk dalam daftar merah  international union for conservation of nature (IUCN) Red List, dengan kategori kritis alias critically endangered. 

Selain itu dikategorikan Appendix I Cities (convervation on international trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). Artinya, rusa Bawean tergolong satwa langka yang jumlah di alam sudah sangat sedikit dan terancam punah sehingga tidak boleh diperdagangkan. 

Pada 2009, hasil pengamatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut jumlah Rusa Bawean diperkirakan berjumlah 600-an ekor. Survei lembaga konservasi pada 2017 , populasi Rusa Bawean ini berkurang ditaksir tersisa 400-an ekor. Miris, mengingat rusa Bawean adalah salah satu dari empat spesies rusa asli Indonesia. 

Di dunia ada 62 jenis rusa dan empat diantaranya endemik di Indonesia. Yakni Rusa Sumbar (cervus unicolor), Rusa Timor (Cervus timorensis) , Rusa Bawean (Axis Kuhli) dan Kijang (muntiacus muntjak). Rusa Bawean memiliki tinggi rata-rata 60-70 cm, panjang tubuh 105-115 cm. Bobot betina 15-25 kg dan jantan 19-30 kg. Ciri khas lainnya,  terlihat pada ekornya yang berwarna coklat  dan keputihan pada lipatan ekor bagian dalam. Panjang ekor sekitar 20 cm.

Ciri lain rusa Bawean memiliki tanduk (rangga) panjang. Tanduk bercabang tiga. Tanduk rusa mulai tumbuh ketika berumur 30 bulan. Tanduk berproses alami patah atau tanggal dan tumbuh lagi. Ketika berumur 7 tahun , rangga tumbuh menjadi tanduk permanen. Keunikan lainnya, rusa merupakan “binatang malam”, lincah dan tajam penglihatan malam hari. Rusa bawean mulai menjelajah habibat untuk mencari makan mulai pukul 17.00 hingga tengah alam. Pada siang hari, umumnya digunakan istirahat dan tidur. (yad)