ForKot Dorong Perusahaan Gresik Ramah Lingkungan, Masyarakat Tidak Bakar Sampah

GRESIK,1minute.id – Lembaga swadaya masyarakat, Forum Kota (Forkot) Gresik menggelar dialog mengkaji terkait perubahan iklim di Balai Nelayan Pasusukan, Jalan RE Martadinata, Kelurahan Lumpur, Kecamatan/Kabupaten Gresik.

Dialog bertajuk ‘Mari Berkontribusi Menanggulangi Perubahan Iklim’ itu mengundang dua tokoh sebagai narasumber, yakni Anggota DPRD Gresik Musa dan Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) Prof. Purwo Sudirjo. 

Dalam paparannya, Purwo Sudirjo mengatakan, perubahan iklim terjadi karena dampak gas emisi gas sisa pembakaran serta efek rumah kaca yang berlebihan. Sehingga tanpa disadari akan menyebabkan kerusakan lapisan ozon dan pemanasan global, dimana suhu bumi akan naik signifikan. “Pemanasan global disebabkan karena pemakaian gas, naik ke atas lalu bertemu dengan lapisan ozon, akibatnya ozon rusak dan berlubang,”ujarnya. 

Purwo menerangkan, risiko pemanasan global akibat perubahan iklim juga akan dirasakan oleh berbagai sektor termasuk pertanian. Karena itu, dibutuhkan kepedulian bersama terhadap lingkungan serta pengelolaan limbah hingga membangun koridor hijau. “Karena kerugian perubahan iklim juga akan dirasakan oleh para petani akibat cuaca tidak menentu, karena itu dibutuhkan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan, sehingga bisa mengurangi kondisi buruk yang ada saat ini,” terang dia.

Selain itu, pola pengelolaan limbah rumah tangga juga sangat penting. Mengingat, meningkatnya aktivitas kehidupan manusia sehari-hari juga pasti berpengaruh terhadap produksi limbah rumah tangga, seperti limbah popok dan plastik.

“Karena banyaknya sampah plastik di sekeliling kita juga menjadi problem tersendiri dan harus ada penanganan. Sebab jika ditimbun akan berdampak terhadap pencemaran sumber-sumber air. Maka dari itu, air yang bening belum tentu layak dikonsumsi,”katanya. 

Peserta dialog lesehan ini perwakilan dari Persatuan Anak Lumpur (PAL), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Gresik, Ikatan Pelajar Putra – Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU), dan Gerakan Pemuda Nusantara (Genpatra), Pemuda Pancasila (PP).

Kemudian Masyarakat Gresik Peduli Kemanusiaan (MGPK), Lembaga Avicenna for Good Goverment and Public Policy, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Gresik, serta sejumlah nelayan Kelurahan Lumpur.

Sementara itu, anggota DPRD Gresik Musa setali tiga uang dengan Prof.Purwo Sudirjo. Musa mengatakan risiko perubahan iklim harus diantisipasi oleh semua pihak, karena sangat berbahaya dan berdampak terhadap lingkungan maupun berbagai sektor khususnya pertanian. Apalagi, Kabupaten Gresik merupakan wilayah dengan basis industri. 

“Bila perlu perusahaan harus dipaksa melalui kampanye lingkungan, karena saya melihat pemerintah daerah melalui dinas lingkungan hidup (DLH) juga kinerja yang dilakukan masih bersifat rutinitas, sehingga penanggulangan terhadap perubahan iklim ini sangat kecil,” bebernya.

Politisi asal Nasdem itu menuturkan, faktor penyebab perubahan iklim yang paling utama adalah penggunaan energi. Perusahaan-perusahaan berbasis energi menjadi penyumbang terbesar perubahan iklim. Selain itu, bahan kimia yang digunakan oleh industri juga sangat berpengaruh. “Selain itu juga karena pembakaran sampah. Hasil riset kebanyakan dari kita adalah membakar 20 persen sampah yang tiap hari diproduksi dibakar,”ucapnya. (yad)