APBN Gelontorkan Anggaran, APBD Suppport Revitalisasi Kawasan Heritage di Gresik Kota Lama

GRESIK,1minute.id – Hujan baru saja reda sekitar pukul 18.35 pada Selasa, 18 Januari 2022. Paving jalan Kampung Pecinan di kawasan Kelenteng Kin Hin Kiong itu masih terlihat basah. Lampu penerangan jalan umum (PJU) di Kampung berlokasi di Jalan Setiabudi, Kecamatan Gresik itu sudah menyala. 

Kampung terlihat semakin ciamik. PJU itu nyala kali pertama pascarevitalisasi kawasan heritage di Gresik Kota Lama kelar medio Desember 2021. Malam itu Ida Lailatussa’adiyah, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Gresik terlihat di Kampung tersebut. Mantan Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Gresik itu didampingi salah satu kepala bidang datang untuk menyalahkan setrum listrik PJU itu. 

“Kami malam ini menyalahkan listriknya,”ujarnya. Kabel PJU di kawasan Kelenteng tidak lagi semrawut karena kabel listrik ditanam. Kampung Pecinan pun semakin elok. Mata tidak lagi sepet ketika berada di kawasan yang terdapat tempat peribadatan penganut tiga agama, Tempat Ibadat Tri Dharma (TITD) Kim Hin Kiong itu. “Untuk sementara ini, listrik masih menggunakan token,”imbuhnya. 

Warga Tionghoa yang bakal merayakan Tahun Baru Imlek tahun ini akan merasakan suasana berbeda. Revitalisasi kawasan Heritage di Gresik Kota Lama tahun ini dilanjutkan oleh DPKP. Ada 6 dari 7 ruas lainnya yang akan dikerjakan dengan anggaran dari APBN sebesar Rp 38 miliar. Enam ruas itu adalah kawasan Jalan Basuki Rahmat, AKS Tubun,  Kramatlangon,  KH Zubair, Agus Salim dan Malik Ibrahim. Satu ruas telah kelar dikerjakan adalah Kampung Pecinan itu. 

CIAMIK : Kepala DPKP Gresik Ida Lailatussa’adiyah di Kampung Pecinan Jalan Setiabudi, Kecamatan Gresik yang semakin ciamik usai revitalisasi kawasan Heritage di Gresik Kota Lama pada Selasa malam, 18 Januari 2022 (Foto: DPKP for 1minute.id)

Revitalisasi kawasan Heritage di Gresik Kota Lama yang digagas oleh DPKP ini, salah satu program Nawa Karsa, Gresik Lestari. APDB Gresik 2022 akan mensupport kawasan permukiman pribumi seperti Kampung Kemasan ; Kampung Bedilan dan Kampung Pulopancikan. Kampung Kemasan terdapat bangunan rumah tinggal milik warga yang dibangun mulai 1898. Arsitektur bangunannya memadukan konsep Jawa, Kolonial dan Tionghoa. Kawasan ini selama ini menjadi jujugan wisatawan minat khusus. 

Wisatawan tidak hanya dari dalam negeri, tapi manca negara. Sebagai besar adalah mahasiswa jurusan arsitektur. Antara lain , puluhan peserta Community and Technological (CommTECH) Camp Highlight 2019. Peserta program singkat musim panas yang digelar ITS itu berasal dari Tiongkok, Taiwan, Thailand, Bangladesh, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Korea Selatan, Amerika Serikat, Polandia, Hungaria, dan Rusia.

Para mahasiswa tersebut dibagi dalam dua kelas. Yakni, kelas A mengusung tema  Exploring Indonesian Art and Culture dan kelas B berjudul Smart Living itu melakukan kunjungan pada 15 Juli 2019. Di kawasan Basuki Rahmat terdapat bangunan kuno era Kolonial Belanda. Ada kantor Pos Pelabuhan, Bangunan atau monumen gardu sauling (Garling) yang lokasi di simpang tiga Jalan Raden Santri, HOS Cokroaminoto dan Basuki Rahmat di Kelurahan Bedilan, Kecamatan Gresik. Ada juga bekas Wedana yang kini menjadi Rumah Dinas (Rumdin) Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah. 

Sedangkan di Pulopancikan terdapat Kampung Arab yang tertua di Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik. Kampung ini muncul dan berkembang seiring penyebaran Islam yang dilakukan oleh Sunan Maulana Malik Ibrahim. Kampung Pulopancikan masih dapat mempertahankan eksistensinya. Berbagai peninggalan masa lampau masih dapat dijumpai di kampung ini.

Ida Lailatussa’adiyah mengatakan, konsep revitalisasinya nanti tematik. Disesuaikan dengan sejarah masa lampau. Revitalisasi nanti berupa pembangunan saluran air terdapat pedistrian, penerangan jalan, pavingisasi dan lainnya. “Untuk konsepnya kita sesuaikan dengan kawasan tersebut,”ujarnya. (yad)