GRESIK,1minute.id – Berobat cukup membawa kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) telah dinikmati warga Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik sejak awal Oktober 2022 akan diperluas. Tidak hanya di Gresik. Nantinya, juga digunakan untuk berobat di Surabaya Raya (Surabaya, Gresik dan Sidoarjo).
Untuk merealisasi rencana pelayanan kesehatan gratis itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani melakukan kunjungan kerja ke Kota Surabaya. Gus Yani-sapaan-Fandi Akhmad Yani didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Gresik Achmad Washil Miftachul Rachman dan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Gresik disambut langsung oleh Walikota Surabaya Eri Cahyadi pada Rabu, 26 Oktober 2022.
Ada topik yang dibahas dalam pertemuan dua kepala daerah itu. Yakni, rencana kolaborasi program Universal Health Coverage (UHC) dan moda transportasi darat untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
Gus Yani mengatakan bahwa pelayanan kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Dengan adanya kebijakan terkait dengan UHC, maka masyarakat memperoleh jaminan kesehatan yang layak dan gratis. Di Kabupaten Gresik sendiri, pelayanan kesehatan berbasis UHC sudah terlaksana mulai awal Oktober 2022. Dan rencananya akan ada kerjasama di wilayah Surabaya Raya.
“Dengan terwujudnya kerjasama UHC ini nantinya masyarakat akan mendapat jaminan dan pelayanan kesehatan secara gratis wilayah Surabaya Raya tersebut. Jadi warga Gresik yang berobat ke Surabaya bisa berobat secara gratis, begitupun sebaliknya. Tinggal kita menunggu skema dan mekanisme yang akan dijalankan dengan melibatkan Dinkes serta BPJS untuk membahas hal ini,”kata mantan Ketua DPRD Gresik itu.
Sejak awal Oktober 2022, warga Kota Santri Gresik membutuhkan pelayanan kesehatan
cukup membawa e-KTP atau KK. Layanan yang mudah dan gratis bisa dinikmati di 32 puskesmas, 51 klinik, dan 10 dokter praktik mandiri sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama. Sedangkan untuk fasilitas kesehatan tingkat rujukan, sudah disiapkan 2 rumah sakit pemerintah dan 17 rumah sakit swasta yang ada di Kabupaten Gresik.
Selain rencana perluasan layanan kesehatan (yankes) itu, kunker juga membahas wacana tentang penyedia moda transportasi darat terpadu yang terintegrasi dengan Surabaya.
Kemacetan lalu lintas juga menjadi persoalan sosial dan perlu adanya penanganan. Salah satu yang menjadi faktor adalah jumlah kendaraan bermotor milik pribadi. “Kedepan, dengan hadirnya moda transportasi terpadu diharapkan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi dan beralih ke mode transpotasi terpadu,”kata Gus Yani yang juga Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya ini.
Moda transportasi terpadu ini diharapkan mampu mengatur arus penumpang sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah. Masyarakat dapat bepergian sesuai dengan daerah tujuan dengan menggunakan transportasi massal dan bersifat estafet. “Sehingga Gresik dan Surabaya dapat terkoneksi dengan hadirnya moda transportasi terpadu ini,”imbuhnya. Namun, wacana ini, perlu adanya kajian yang matang sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan mengurangi kemacetan di Kabupaten Gresik. (yad)