Mulai Bupati Gresik Hingga Camat Teken Komitmen Bersama Percepat Zero Stunting

GRESIK,1minute.id – Angka Stunting masih dua digit atau 10,7 persen sebelumnya mencapai 23 persen. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik tidak mengendorkan niatnya untuk menuntaskan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak itu. 

Bahkan, duet Fandi Akhmad Yani-Aminatun Habibah, Bupati Gresik dan Wakil Bupati Gresik bertekad mewujudkan zero stunting di Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik ini. Bupati Fandi Akhmad Yani, Wabup Aminatun Habibah, Sekretaris Daerah (Sekda) Gresik Achmad Washil Miftahul Rachman bersama Kepala organisasi perangkat daerah (OPD), Camat, Perwakilan unsur pendidikan, Organisasi Masyarakat (Ormas) menandatangani komitmen bersama percepatan penanggulangan stunting.

“Angka prevalensi stunting kita memang sudah terjun bebas, dari 23% menjadi 10,7%, dibawah angka Provinsi Jawa Timur. Ini merupakan hasil kerja bersama dari berbagai pihak dan akan terus kita lakukan hingga stunting kita nol,” ujar Gus Yani, begitu Bupati Fandi Akhmad Yani

saat membuka kegiatan Rembuk Stunting 2023 di Ruang Mandala Bhakti Praja Kantor Bupati Gresik pada Rabu, 15 Maret 2023.

Ia menambahkan, dari data yang ada saat ini terdapat 3.701 kasus stunting yang ada di Kabupaten Gresik. Dirinya membayangkan, jika pegawai di lingkungan Kabupaten Gresik dan masyarakat yang berkecukupan mau untuk menjadi orang tua asuh, maka angka tersebut sudah selesai.

“Kita lakukan intervensi dengan menyisihkan rezeki minim 10 ribu rupiah per hari. Kita berikan susu, kacang hijau, atau makanan bergizi lainnya selama 90 hari. Saya yakin permasalahan ini selesai, karena kecenderungannya angka yang sembuh dari stunting lebih besar dibandingkan jumlah kasus baru,” katanya. 

Semangat sosial ini, lanjutnya, sejatinya telah diawali jajaran ASN dan BUMD di lingkungan Kabupaten Gresik. Lewat surat edaran awal Maret 2023 lalu, jajaran ASN dihimbau untuk berbelanja kebutuhan pokok guna disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, termasuk diantaranya untuk balita stunting. Hal ini lantas dilanjutkan dengan terbitnya Peraturan Bupati Gresik No.9 tahun 2023 tentang percepatan penurunan stunting terintegrasi di Kabupaten Gresik.

Sementara itu, Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah yang juga sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) melakukan sinergi antarlembaga dalam mewujudkan zero stunting.

“Prevalensi angka stunting kita memang turun, namun angkanya masih tinggi. Saat ini kita ada di posisi ke 6 dari bawah di tingkat Jatim. Oleh karenanya, perlu intervensi lebih lanjut melalui sinergi semua lembaga,” ujar Bu Min-sapaan karib-Aminatun Habibah. 

Intervensi ini, menurutnya harus terintegrasi satu dengan yang lain. Contohnya adalah intervensi lewat konsumsi tablet tambah darah bagi siswi SMA/pondok pesantren. Diinisiasi oleh dinas kesehatan lewat puskesmas di tiap kecamatan, intervensi ini juga harus bersinergi dengan dinas pendidikan agar tujuan intervensi bisa tercapai.

“Contoh lain adalah sinergi kita dengan pengadilan agama. Kita sudah membangun komunikasi intens agar izin nikah di usia muda bisa diminimalisir. Hal-hal semacam inilah yang harus terus kita lakukan,” tegas Wabup berlatar pendidik itu.

Dalam kesempatan ini, Pemkab Gresik telah memetakan calon Lokasi Fokus (Lokus) intervensi percepatan penurunan stunting terintegrasi Gresik 2024. Calon lokus tersebar di 19 desa di 7 kecamatan. Harapannya, dengan ditetapkannya lokus akan semakin memudahkan upaya penurunan stunting di daerah tersebut. (yad)