Sekali Bogem, Takmir Masjid Tersungkur dan Meninggal Dunia.

Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto didampingi Kasatreskrim Polres Gresik AKP Bayu dalam konfrensi pers hasil ungkap pembunuhan takmir masjid yang dilakukan anak tirinya bernama Masudi Hidayatullah alias Dayat di Mapolres Gresik, 22 Juli 2020

GRESIK, 1minute.id— Masudi Hidyatullah alias Dayat akhirnya mengaku terus terang telah menghabisi Askuri, takmir masjid di Desa Serah, Kecamatan Panceng. Pemuda 23 tahun itu mengaku dirinya sakit hati kepada ayah tirinya itu. Sebab, Askuri dianggap telah menelantarkan ibunya. 

Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto mengatakan, berdasarkan pengakuan tersangka Masudi Hidayatullah alias Dayat, korban meninggal karena dipukul tangan kosong oleh pelaku. Malam kejadian sekitar pukul 19.30 tersangka Dayat mendatangi rumah ayah tirinya, Askuri di Desa Serah, Kecamatan Panceng. Dayat mengendarai sepeda motor Honda Supra X nopol 6508 BA. Tersangka Dayat mengaku mendatangi rumah ayah tirinya untuk klarifikasi terkait rumah tangga orang tuanya. Sebab, Dayat mendapatkan informasi selama dalam tahanan ibunya tidak diberi nafkah oleh ayah tirinya. Namun, klarifikasi itu berujung cekcok mulut antara Askuri dengan tersangka Dayat.

Askuri kemudian mengusir Dayat untuk keluar rumah.  ”Pengakuan tersangka didorong korban keluar rumah,”ujar AKBP Arief didampingi Kasatreskrim AKP Bayu Febrianto Prayoga dan Kasubag Humas AKP Bambang Angkasa di mapolres Gresik, Rabu, 22 Juli 2020.

Tersangka Dayat pun emosi kemudian membalas mendorong dan memukul korban dengan tangan kosong. Sekali pukulan lelaki 76 tahun itu langsung tersungkur.  Bagian kepala korban yang rentah itu membentur lantai rumah.  ”Korban meninggal beberapa saat kemudian,”ujar mantan Kapolres Ponorogo itu. Sehari kemudian Askuri dimakamkan. Keluarga Askuri menganggap meninggalnya takmir masjid yang dikenal supel kepada masyarakat itu wajar. Akan tetapi, masyarakat setempat menganggap ada kejanggalan. Karena terdapat bercak darah di tubuh, bantal, kasur hingga sarung korban.

Masyarakat melaporkan kejanggalan itu kepada polisi. Pada Senin, 20 Juli 2020,  polisi membongkar makam Askuri. Meski hasil otopsi belum keluar, namun tim forensik Polda Jatim dan Satreskrim Polres Gresik menengarai adanya tindakan kekerasan hingga mengarah korban meninggal dunia. Pada Senin malam polisi menangkap Masudi Hidayatullah alias Dayat dirumah ibunya di Kecamatan Bungah.

Dalam konfrensi pers di Mapolres Gresik kemarin tersangka Dayat seakan tidak menunjukkan rasa penyesalan terkait perbuatannya melakukan penganiayaan hingga tirinya, Askuri meninggal dunia. Bahkan, Dayat beralibi tidak memiliki niatan untuk menghabisi Askuri. Meski, tersangka mengaku sakit terhadap korban Askuri karena dianggap tidak memberikan nafkah orang tuanya.

”Saya membela karena di dorong duluan. Saya balas dorong dan pukul sekali,”ujar Dayat. Askuri yang tersungkur di lantai kamar rumahnya bersimbah darah. Akan tetapi, Dayat tidak menolongnya. Dayat kemudian pergi meninggalkan ayah tirinya sekarat hingga akhirnya meninggal dunia.  ”Waktu saya tinggal masih hidup. Saya tidak tahu kalau akhirnya meninggal dunia,”katanya dengan nada seperti tidak ada penyesalan. 

Untuk diketahui, Senin, 20 Juli 2020, sejumlah anggota tim identifikasi Polda Jatim dan Polres Gresik membongkar makam Askuri. Makam takmir masjid berusia 76 tahun itu dibongkar karena diduga menjadi korban pembunuhan. Lelaki yang memiliki anak 3 orang itu ditemukan tidak bernyawa di kamar tidurnya pada Senin, 13 Juli 2020. Saat ditemukan meninggal terdapat sejumlah luka dan bercak darah tubuh dan kepala. Saat itu, keluarga menganggap kematian Askuri dianggap tidak ada kejanggalan.

Sehingga, keluarga memakamkan tokoh masyarakat itu di pemakaman umum di Desa Serah, Kecamatan Panceng.Akan tetapi, masyarakat setempat mulai curiga akan kematian Askuri yang dianggap masyarakat setempat sebagai salah satu tokoh masyarakat dan dikenal orang baik itu ke polisi. Sebab, masyarakat menduga Askuri korban pembunuhan. (*)