Khawatir Alam Rusak, PMII Komisariat Harun Thohir Tolak Penambangan Pasir di Perairan Bawean

GRESIK,1minute.id – Rencana penambangan pasir laut di lepas pantai Pulau Bawean mendapatkan penolakan dari masyarakat. Pasalnya, aktivitas penambangan pasir untuk proyek itu mengancam ekosistem dan biota laut di Pulau Putri itu.

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Harun Thohir, Bawean, diantaranya menolak penambangan pasir itu. Dalam siaran yang diterima 1minute.id, Jumat 18 September 2020 Moh Asep Maulidin mengatakan, aktivitas penambang pasir laut akan mengancam ekosistem dan biota laut di perairan Pulau Bawean.

Pulau Bawean tidak hanya eksotis alamnya. Biota laut di pulau terluar Kota Gresik sangat menarik. Sehingga, Pemkab Gresik menjadikan Bawean, salah satu destinasi wisata. Bahkan, event Visit Indonesia Year, Bawean menjadi salah tempat persinggahan wisatawan mancanegara.

Perairan Pulau Bawean juga penyumbang lobster maupun ikan tongkol terbesar di Gresik. Kondisi geografis itu, tambah mahasiswa STIT Raden Santri Gresik itu, ratusan nelayan dari dua kecamatan Sangkapura dan Tambak, mengantungkan hidupnya mencari ikan dilautan. 

BENING : Kondisi air di perairan Palau Bawean yang bersih. ( foto : chusnul cahyadi/1minute.id)

“Penambangan pasir laut secara besar-besaran akan membuat laut menjadi keruh. Hasil tangkapan nelayan kami prediksi akan anjlok hingga 90 persen,”kata Asep. Selain itu, tambahnya, dampak lain penambangan pasir akan meningkatkan abrasi air laut. “Gelombang semakin tinggi, rob menjadi ancaman masyarakat,”tegasnya.

Karena itulah, Asep, mendesak pemerintah kabupaten maupun provinsi Jatim tidak memberikan izin penambangan pasir di Pulau Bawean. “PMII secara tegas menolak rencana penambangan pasir di perairan Bawean,”tegas Asep. (*)