Bertemu Santri, Bagai Sebuah Obat Kesembuhan bagi Kiai Robbach.

MENDUNG menyelimuti langit Kota Santri, Gresik, Selasa, 22 September 2020. Sinar matahari enggan bersinar. Seakan ikut merasakan duka atas wafatnya KH Robbach Ma’sum. Salah satu tokoh Nahdlatul Ulama itu meninggal dunia hendak salat Subuh dirumahnya Jalan Kalimantan, Kompleks Perumahan Gresik Kota Baru (GKB), Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Gresik.

Kabar meninggalnya Bupati Gresik dua periode, 2000 – 2010 itu membuat masyarakat, santri, maupun tokoh masyarakat merasa kehilangan. Rumah Kiai Robbach-sapaan almarhum-KH Robbach Ma’sum di Jalan Kalimantan, Kompleks GKB riuh petakziah sejak kabar duka itu tersiar kabar lewat pesan berantai media sosial, WhatApps.

KH Robbach Ma’sum menghadiri undangan di Kecamtan Dukun, Gresik, Senin, 21 September 2020 ( foto : istimewa)

Sejumlah tokoh agama terlihat hadir di rumah Kiai Robbach. Diantaranya, Pemangku Pondok Pesantren Mambaus Sholihin, Desa Suci, Manyar KH Masbuhin Faqih, KH Muchtar Djamil. Wakil Bupati Gresik juga Ketua DPC PKB Gresik Moh Qosim, dan tokoh politik yakni bakal calon bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Ketua DPC Partai Gerindra dr Asluchul Alif, Ketua DPC PPP Gresik Ahmad Nadir, Ketua DPC Nasdem Gresik Syaiful Anwar.

dua darinkiri) Fandi Akhmad Yani, Moh Qosim dan Asluchul Alif (kanan) sedang bertakziah ke rumah almarhum KH Robbach Ma’sum, Selasa, 20 September 2020. (foto : chusnul cahyadi/1minute.id)

Mereka takziah dan mendoakan pemangku Pondok Pesantren Ihyaul Ulum, Dukun itu dengan khusyuk. Pagi itu, jenazah Kiai Robbach baru selesai disucikan diantaranya, oleh KH Machfud Ma’sum.

Gus Chalif Ahnaf, keponakan almarhum, menuturkan bahwa KH Robbach Ma’sum meninggal setelah berwudu menjelang Subuh. Saat itu, dokter yang rutin memeriksa kesehatan beliau sedang datang.

“Saat diperiksa ternyata sudah meninggal,” ungkap putra KH Machfud Ma’sum ini. Jenazah KH Robbach Ma’sum, dibawa ke Pondok Pesantren Ihyaul Ulum Dukun Gresik. Almarhum, rencananya dimakamkan bakda Duhur.

Abu Hasan, salah satu santri KH Robbach Ma’sum mengatakan, kondisi kesehatan di usia 73 tahun cukup sehat. Hanya, kadar gula yang fluktuatif. Naik dan turun.

Ketika kondisi gula darah naik, Kiai Robbach baru istirahat. Meski, kondisibkurang sehat, tambah Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Gresik itu, kalau ada santri yang mengudang atau datang ke rumahnya tetap ditemuinya.

“Ketemu santri itu bagai sebuah obat mujarab. Kiai Robbach seakan bisa langsung sehat kembali,”ujarnya. Karena itulah, rumah kediaman kiai Robbach di Jalan Kalimantan, GKB seakan tidak pernah sepi.

Kiai yang murah senyum itu melayaninya semua tamu dengan ramah. Termasuk ketika Saya berkunjung sekitar akhir Agustus 2020. Kiai Robbach saat itu sedang kedatangan tamu mempersilakan Saya untuk duduk. Kiai Robbach menanyakan kondisi kesehatan Saya dan keluarga. “Salam ya untuk keluarga,”kata Kiai Robbach yang saat itu didampingi istrinya. Setelah berbincang sebentar, kiai Robbach kembali ke ruang tamu menemui tamunya.

Kesan yang mungkin tidak bisa Saya lupakan ketika hendak menikah. Waktu itu, tahun 2004. Saya duduk di teras depan kantor Bupati Gresik sendirian setelah liputan pagi. Tiba-tiba Kiai Robbach saat itu menjabat Bupati Gresik mengajak Saya ke ruang kerjanya di lantai dua kantor Bupati Gresik.

“Ono opo kok terlihat sedih,”tanya Kiai Robbach. Setelah Saya mengeluarkan uneg-uneg kepada Kiai Robbach memberikan jalan keluar persoalan Saya. “Bismillah, wong rencana mu iku apik. Semoga lancar semua,”ujarnya.

KH Robbach Ma’sum, lahir 25 Maret 1947. Lahir sebagai anak ketiga dari tujuh bersaudara dari pasangan KH Ma’sum Sufyan dan Hj Masrifah. Lingkungan keluarga yang agamis telah membentuk karakternya sebagai anak bangsa yang berpendidikan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan keislaman.

Pendidikannya di Sekolah Rakyat (SR), Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah di Ihyaul Ulum. Gelar sarjana dari Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya, pada 1975. 

Jabatan politisnya, Ketua DPRD Kabupaten Gresik 1999 – 2000. Kemudian, Bupati Gresik dua periode. Yakni, 2000 – 2005 dan 2005-2010. Ketokohan kiai Robbach itu sehingga dijadikan rujukan masyarakat maupun tokoh politik di Kota Giri ini. Selamat jalan kiai. Semoga husnul khotimah. (chusnul cahyadi/*)