Bupati Gresik Prihatin Dinas Pertanian Tidak Memiliki Data Produktivitas Pertanian 

GRESIK,1minute.id – Pengurus Cabang HKTI Gresik menggelar rapat kerja di Aula Poedak Galery pada Sabtu, 20 Agustus 2022. Rakercab dibuka oleh Warsito, Sekretaris DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Timur.

Warsito, meminta kepada pengurus cabang HKTI Gresik segera melakukan konsolidasi ketingkat anak cabang untuk merekam problem petani. “Sehingga keberadaan HKTI bermanfaat bagi petani,”kata Warsito.

Sementara itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani meminta pengurus HKTI Gresik dibawah komando Musa untuk segera melakukan sinergi dengan Dinas Pertanian Gresik. Sebab, saat ini, imbuhnya, mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo kondisi krisis energi. “Kalau bisa fokus dua sektor yakni pertanian dan perikanan,”kata Gus Yani-sapaan akrab-Bupati Fandi Akhmad Yani dalam sambutannya. 

Sektor perikanan, jelasnya, produktivitas ikan bandeng di Kabupaten Gresik mencapai 80 ribu ton. Bila harga bandeng Rp 30 ribu perkilogram, perputaran uang mencapai Rp 2,4 triliun,”katanya. Kemudian sektor pertanian harus digenjot untuk mewujudkan ketahanan pangan. Awalnya, alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya itu bicaranya datar-datar saja. 

Tiba-tiba nada bicara Gus Yani-sapaan-Fandi Akhmad Yani agak meninggi setelah bertanya tentang angka produktivitas hasil pertanian kepada perwakilan dari Dinas Pertanian yang mewakili Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Gresik Eko Anindito Putro pada acara tersebut. Namun, penyuluh pertanian itu tidak bisa menjlentrehkan produktivitas pertanian di Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik. Petugas itu menyebut angka yang dianggap oleh Bupati Fandi Akhmad Yani tidak masuk akal.

“Data harus real, ojo copy paste,”tegasnya. Berulang kali Bupati Fandi Akhmad Yani menanyakan angka produktivitas hasil pertanian. Namun tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. 

“Dinas Pertanian tidak memiliki data tersebut. Pak Eko tidak oke blas,”katanya. Ia pun meminta Dinas Pertanian untuk segera melakukan validasi data produktivitas pertanian secepatnya. Sebab, kondisi yang tidak biasa karena adanya ancaman krisis pangan itu harus melakukan pekerjaan yang luar biasa. “Kinerja biasa saja, karena kondisi saat tidak biasa.Kerja cepat dan terukur,”tegasnya. 

Wartawan 1minute.id merujuk pada abstraksi dilaman BPS Gresik menyebutkan Pendataan Statistik Pertanian Tanaman Pangan Terintegrasi dengan Metode Kerangka Sampel Area (KSA) atau lebih dikenal dengan sebutan Survei KSA.

Pelaksanaan Survei KSA untuk komoditas padi mulai diimplementasikan secara nasional pada 2018. Pengamatan segmen dilakukan pada 7 hari terakhir setiap bulan. Estimasi luas panen hasil pengamatan KSA 2019 di Kabupaten Gresik sebesar 61.643,05 hektar. Sementara itu, estimasi produksi padi di Kabupaten Gresik dari Januari hingga Desember 2019 sebesar 367.717,66 ton Gabah Kering Giling (GKG). 

Jika dikonversikan menjadi beras dengan angka konversi GKG ke beras tahun 2018 produksi beras pada 2019 diperkirakan sebesar 211.233,83 ton beras. (yad)