Living Labolatory Maritime UMG, Tempat Pembuatan Kapal Fiberglass Bagai Candradimuka Mahasiswa, Siswa SMK dan Warga 

MELONGOK Keberadaan Living Labolatory  Maritime Teknik Perkapalan (Tekpal) Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG).

SEJUMLAH orang sedang melakukan pembuatan kapal motor. Kapal berbahan fiberglass. Kapal Katamaran multipurpose ini istimewa. Sebab, kapal tersebut digarap secara “keroyokan”. Yakni, mahasiswa jurusan teknik perkapalan (Tekpal) Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), siswa SMK Maskumambang di Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik dan anggota Persatuan Penyelam Tradisional Pelestari Kawasan Pantai (Parasandi) Gresik. 

Kapal Katamaran Multipurpose itu memiliki panjang 7 meter dan lebar 3 meter. Estimasi pembuatan kapal butuh waktu 20 hari. “Biaya tidak sampai Rp 50 juta,”kata Kepala Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) Ali Yusa kepada 1minute.id pada Kamis, 22 September 2022.

Kapal Katamaran ini adalah kapal kali kedua yang digarap di Living Labolatory Maritime Teknik Perkapalan UMG berlokasi di dekat Dermaga Pesona Pekelingan di Jalan R.E.Martadinata, Kelurahan Pekelingan, Kecamatan/Kabupaten Gresik itu. 

Kapal pertama berukuran panjang 7 meter, lebar 2,8 meter. Kapal berbobot 2 grosstonage itu bisa mengangkut berat 4 ton. Bahan sama, fiberglass. Kapal pesanan seorang pengusaha asal Bekasi, Jawa Barat itu kelar pada Sabtu, 7 Juli 2021. Saat itu, kata Yusa, mahasiswa teknik perkapalan UMG ikut melakukan pengawasan dan pembelajaran secara langsung mekanisme pembuatan kapal berbahan fiberglass itu. 

KAPAL FIBERGLASS: Kapal berbahan fiberglass pesanan pengusaha asal Bekasi, Jawa Barat yang dikerjakan di Living Labolatory Maritime UMG di Dermaga Pesona Pekelingan Jalan RE.Martadinata , Kelurahan Pekelingan, Kecamatan/Kabupaten Gresik pada Sabtu, 7 Juli 2021 ( Foto: Chusnul Cahyadi/1minute.id)

Nah, pembuatan kapal Katamaran Multipurpose, imbuhnya, pekerjaan dilakukan oleh mahasiswa, siswa SMK dan anggota Parasandi Gresik. Artinya, UMG  melakukan peningkatan kompetensi dengan mendidik 15 mahasiswa dari jurusan Teknik Kontruksi kapal baja, siswa SMK dan warga sekitar. Dengan memberi materi teori banguanan kapal dan manajemen produksi kapal.

Kapal memiliki panjang 7 meter, lebar 3 meter. Draft 40 centimeter ini mampu berlayar di perairan dengan kedalaman 40 centimeter dan
Kemampuan angkut 15 ton.

“Dimana efisiensi waktu pengerjaan didapat 1/3 waktu normal  dan biaya pengerjaan yang menelan biaya hanya 40 persen dari biaya normal. Jauh dari kebiasaan selama ini yang mencapai 65 hari untuk 1 unit kapal dan biaya hingga Rp 120jt/unit,”jelas Yusa.

Selain membuat kapal Katamaran Multipurpose, lanjutnya, mereka melakukan rekonstruksi kapal fiberglass yang sempat tenggelam 7 tahun lalu. Living laboratory Maritime UMG ini berdiri pada 18 Juni 2021. Kini, baru 15 bulan atau memasuki tahun kedua. Lokasi Living Labolatory Maritime sederhana. Tidak ada bangunan gedung atau layaknya pabrikan. Di Living Labolatory Maritime ini, para mahasiswa, siswa dan anggota  Parasandi  mengerjakan pembuatan kapal fiberglass di lahan terbuka. Dekat bantaran Dermaga Pesona Pekelingan. Atapnya hanya ditutup terpal untuk pelindung dari sengatan sinar matahari. 

Living laboratory atau  sebuah laboratorium hidup adalah konsep penelitian, yang dapat didefinisikan sebagai ekosistem inovasi terbuka yang berpusat pada pengguna, berulang , sering beroperasi dalam konteks teritorial (misalnya kota, aglomerasi, wilayah atau kampus), mengintegrasikan penelitian bersamaan dan proses inovasi dalam kemitraan publik-swasta-masyarakat. (yad)